Perjuangan Kelompok Tani Lestarikan Edelweiss di Gunung Bromo

Warga suku Tengger yang berada di sekitar kawasan Gunung Bromo dan Semeru sangat erat hubungannya dengan Bunga Edelweiss.

Muhammad Taufiq
Minggu, 28 November 2021 | 11:53 WIB
Perjuangan Kelompok Tani Lestarikan Edelweiss di Gunung Bromo
Petani Tengger Lestarikan Bunga Edelweiss [SuaraMalang/Bob Bimantara]

"Dan misi kita awalnya untuk melestarikan tanaman Edelweiss tapi lambat laun kok ada yang menarik ya jadi dijadikan tempat wisata," kata dia.

Pada tahun 2019, Taman Edelweiss tersebut pun dijadikan tempat wisata. Pengelolanya pun berkembang. Dari tujuh orang menjadi 30 orang.

"Dan kami juga diberi kepercayaan oleh BI (Bank Indonesia) Malang untuk menjadi tempat CSR mereka. Ada bantuan sarana dan pra saran yang hasilnya kafe ini," tutur dia.

Memang dari pantauan wartawan, terdapat sebuah kafe di tengah tanaman bunga Edelweiss tersebut.

Baca Juga:Tempat Wisata di Probolinggo Ditutup saat Libur Natal dan Tahun Baru 2022, Termasuk Bromo

Kekinian, Teguh pun menuai hasilnya. Di taman seluas 1.196 meter persegi itu, Teguh mengaku bisa menyediakan kebutuhan upacara adat warga suku Tengger.

"Jadi warga tidak perlu lagi ke tempat konservasi lagi warga memetik di gunung. Cukup di sini dan bahkan warga juga mulai sadar untuk menanam di sekitar rumah mereka," kata dia.

Selain itu, wisatawan pun kini juga mulai sadar. Wisatawan yang mendaki ke Semeru ataupun Bromo kini mulai sadar bahwa memetik bunga Edelweiss itu adalah hal yang salah.

"Kan mikirnya dulu kalau pasangan biar abadi dan langgeng metik bunga Edelweiss. Sekarang enggak di sini kami ajari bahwa kalau mau abadi itu bukan memetik tapi menyebarkan benihnya," imbuh Teguh.

Taman Bunga Konservasi Edelweiss [SuaraMalang/Bob Bimantara]
Taman Bunga Konservasi Edelweiss [SuaraMalang/Bob Bimantara]

Taman Edelweiss sendiri, terbuka bagi siapapun. Untuk masuknya sendiri, cukup murah. Wisatawan cuma perlu merogoh kocek Rp 10 ribu.

Baca Juga:Catat! Buat yang Mau Tahun Baruan di Gunung Bromo, Nanti Bakal Diberlakukan PPKM Level 3

"Itu bukan tiket ya tapi untuk voucher. Jadi voucher itu bisa diganti dengan kopi atau teh di kafe," ujar Teguh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini