Banser Banyuwangi Polisikan Akun Facebook Diduga Hina Ulama dan Ujaran Kebencian

Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mengadukan akun Facebook Endog Ceplok terkait dugaan ujaran kebencian dan hina ulama di Banyuwangi, Jawa Timur.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Selasa, 21 September 2021 | 13:56 WIB
Banser Banyuwangi Polisikan Akun Facebook Diduga Hina Ulama dan Ujaran Kebencian
Kuasa Hukum pelapor terkait dugaan ujaran kebencian dan pelecehan ulama, Nur Hayat, di Banyuwangi. [Foto : Rizki Alfian/ TIMES Indonesia]

SuaraMalang.id - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) mengadukan akun Facebook Endog Ceplok terkait dugaan ujaran kebencian dan hina ulama di Banyuwangi, Jawa Timur.

Ada dua ulama yang diduga mengalami pelecehan di media sosial tersebut. Keduanya merupakan ulama di Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur.

Akun Facebook tersebut mengunggah kalimat. "Ketika seng jare ngaku ulama dan tokoh masarakat tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya, maka korbannya adalah umat juga masyarakat. Semoga semua selamat,"

Pada akhir narasi tertulis hastag #plampangrejo.

Baca Juga:Para Kiai Sepuh Jatim Bersepakat, Desak Muktamar NU Dilaksanakan Tahun Ini

Pengaduan Banser dilayangkan ke Polresta Banyuwangi bersama kuasa hukumnya, pada Senin (20/9/2021).

Mereka mengadukan YA, pemilik akun Facebook Endog Ceplok yang diketahui merupakan warga Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, karena diduga menyebarkan ujaran kebencian dan melecehkan ulama.

 
Kasatkoryon Banser Kecamatan Cluring, Fatkur Rohman Sodik menceritakan, kejadian berawal dari unggahan di media sosial, pada 30 Juli 2021. Akun facebook Endog Ceplok mengunggah informasi yang kontennya dinilai telah menghina dua ulama di Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring.

Dalam postingan di akun Facebook tersebut memang tidak menjelaskan secara gamblang siapa ulama yang dimaksud. Namun saat dimintai keterangan lebih lanjut, kata Sodik, barulah YA mengakui jika yang dimaksud dalam postingan adalah Kiai Nur Hadi As'ari dan Kiai Solehan Arosyid.

"Keduanya dituduh ulama yang tidak laku, yang tidak dapat amplop," kata Sodik mengutip dari TIMES Indonesia jaringan Suara.com, Selasa (21/9/2021).

Baca Juga:Ratusan Sopir Truk Demo di Kantor Bupati Banyuwangi, Tuntut Penegakan Batas Muatan

Karena merasa ada unsur pelecehan terhadap keduanya, Banser dalam hal ini yang memiliki tugas membela ulama langsung bersikap. Mereka beberapa kali melakukan mediasi bersama tiga pilar desa setempat berkaitan dengan persoalan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini