PBNU: Waspada Provokasi Jihad dan Kembangkitan Kelompok Radikal Pasca Kemenangan Taliban

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengimbau agar seluruh masyarakat waspada pasca kemenangan Taliban di Afghanistan

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 26 Agustus 2021 | 11:28 WIB
PBNU: Waspada Provokasi Jihad dan Kembangkitan Kelompok Radikal Pasca Kemenangan Taliban
Motor Honda yang dipakai oleh militisi Taliban di Afghanistan. [Twitter/Pajhwok]

SuaraMalang.id - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak seluruh umat Islam dan Nahdliyin mewaspadai kemungkinan kembali bangkit gerakan kelompok radikal di Indonesia. Ini merespon kemenangan Taliban yang menguasai Afghanistan.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengimbau agar seluruh masyarakat waspada.

“Yang harus kita waspada dan jaga, jangan sampai kemenangan Taliban ini membangkitkan lagi, memberikan motivasi kepada kelompok radikal di dalam negeri kita, dengan mencontoh kemenangan Taliban, sehingga mereka bergerak lagi untuk meraih kemenangan dengan dalih jihad fii sabilillah. Ini kan memaknai jihad dengan sempit,” kata Kiai Said, mengutip dari NU Online, Kamis (26/8/2021).

Jihad, lanjut Kiai Said, bukan hanya tentang perang. Dijelaskannya, jihad juga bisa diartikan segala sesuatu yang diupayakan untuk mewujudkan kebaikan. Dicontohkannya memperjuangkan keadilan, kesejahteraan ekonomi, dan pendidikan masyarakat.

Baca Juga:Ratusan Pekerja Media Kabur dari Afghanistan, Diterima di Meksiko

“Kalau dalam bahasa arab itu ada jihad tsaqafi, jihad hadhari, jihad iqtishadi, jihad madani. Terakhir memang ada jihad qitali (perang), tetapi bukan hanya itu (perang). Jihad perang itu kalau lagi perang. Kalau dalam keadaan damai ya jangan perang. Jihadnya membangun masyarakat, kesejahteraan, keadilan, pendidikan, kecerdasan, persatuan, itu semua termasuk jihad,” terang Pengasuh Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu. 

Ia menambahkan, peran tokoh agama sangat penting dalam rangka meredam berbagai provokasi yang berpotensi akan muncul karena kemenangan Taliban di Afghanistan. Meski demikian, ia menegaskan bahwa NU akan selalu berada dalam garis perjuangan NKRI.

“Sering saya katakan, menghormati pemerintah dan presiden yang sah, termasuk ajaran Islam. Tapi melakukan kritik, boleh. Namanya kritik kan untuk memperbaiki. Tetapi menghina presiden dan pemerintah yang sah, itu bertentangan dengan ajaran Islam. Itu NU seperti itu. Maka Ketua NU boleh berganti, tetapi sejak 1926 prinsip NU tidak pernah berubah,” tutur kiai kelahiran Cirebon, Jawa Barat, 68 tahun lalu itu.

Kiai Said menegaskan kembali kewaspadaan berbagai provokasi yang didasari karena kemenangan Taliban di Afghanistan. Provokasi yang dikhawatirkan, menurutnya, anggapan atau pandangan bahwa Allah telah memberikan kemenangan bagi Taliban di Afghanistan, maka pasti Allah akan memberikan kemenangan yang sama di Indonesia.

“Provokasi seperti itu yang harus diwaspadai. Sekali lagi, yang kita khawatirkan atau yang kita waspadai, jangan sampai kemenangan Taliban mempengaruhi kepada kelompok radikal di Indonesia ini. Membangkitkan kembali semangat jihad dan meraih kemenangan,” ujarnya.

Baca Juga:Puluhan Pelajar AS Terjebak di Afghanistan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini