Kuasa Hukum SMA SPI Siapkan Bukti-bukti Bantah Tuduhan Kekerasan Seksual dan Eksploitasi

Kuasa Hukum, Recky Bernardus Surupandy mengklaim bisa membuktikan bahwa tuduhan yang dilaporkan para alumni SMA Selamat Pagi Indonesia tersebut tidak benar

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 10 Juni 2021 | 19:38 WIB
Kuasa Hukum SMA SPI Siapkan Bukti-bukti Bantah Tuduhan Kekerasan Seksual dan Eksploitasi
Kuasa Hukum SMA Selamat Pagi Indonesia, Recky Bernardus Surupandy saat konferensi pers terkait kasus dugaan kekerasan seksual dan eksploitasi, Kamis (10/6/2021). [Suara.com/Bob Bimantara Leander]

SuaraMalang.id - SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, Malang, Jawa Timur kekeh membantah tuduhan kekerasan seksual yang telah dilaporkan ke Polda Jatim.

Hal itu diungkap Kuasa Hukum, Recky Bernardus Surupandy dalam konferensi persnya di SMA SPI, Kamis (10/6/2021). Pihaknya mengklaim bisa membuktikan tuduhan kejahatan yang dilakukan pemilik atau pendiri sekolah berinisial berinisial JE seluruhnya tidak benar.

"Saya juga menyiapkan bukti-bukti bahwa apa yang didugakan dan diberitakan itu salah. Sudah kami kumpulkan (bukti-bukti) dan masih mengumpulkan. Nanti kalau sudah kami sampaikan kalau sudah laporan ke Polda dan media juga. Kami menghormati proses hukum yang berlangsung" kata dia.

Ia menambahkan, kegiatan sekolah selalu mendapatkan pengawasan dari Dinas Pendidikan Pemprov Jawa Timur. Sehingga, dugaan kejahatan yang telah dilaporkan ke polisi diyakininya tidak benar.

Baca Juga:Kepala Sekolah dan Guru SMA Selamat Pagi Indonesia Telah Diperiksa Penyidik Polda Jatim

"Dan jika ada pelanggaran pasti sudah ada tindakan. Tapi selama ini tidak ada," sambungnya.

Ia pun menyayangkan laporan dari para alumni SMA Selamat Pagi Indonesia tentang dugaan kekerasan seksual, fisik dan eksploitasi tersebut.

"Seharusnya ada bukti sesuai dengan Pasal 184 KUHAP. Kami mohon hormati proses hukum yang ada dan mengedepankan asas praduga tak bersalah. Karena ini yang terdampak adalah siswa SMA SPI terhadap pemberitaan yang liar," imbuhnya.

Sementara itu, Pemerhati Anak Seto Mulyadi juga meyayangkan kasus dugaan kekerasan seksual dan eksploitasi anak di SMA Selamat Pagi Indonesia dan sejumlah pemberitaan yang dinilainya sangat liar. Sebab, hal itu dapat menggangu siswa atau pelajar yang masih berkegiatan di sekolah tersebut.

"Saya mendengar pemberitaan sangat perihatin. Saya harap mengedepankan proses hukum dan praduga tak bersalah. Jangan ada statemen dari pihak yang membombardir dan menyudutkan sekolah ini tanpa ada keterangan polisi. Karena yang terdampak adalah para siswa atas pemberitaan ini. Ada yang stress dan ada yang ingin pulang," ujarnya.

Baca Juga:Update Dugaan Kekerasan Seksual di SMA Selamat Pagi Indonesia, Ada 60 Aduan ke Polisi

Kak Seto mengatakan akan segera ke Kota Batu untuk membesarkan hati anak didik di SMA SPI yang masih aktif.

"Ya saya rencananya akan ke Batu untuk membesarkan hati para siswa," sambungnya.

Terpisah, salah satu alumni tahun 2008, Dila menuturkan sudah berada di SMA SPI sejak tahun 2008. 

"Saya sudah stay di sini sejak 2008 dan memutuskan untuk stay di sini karena saya nyaman. Dan juga harapan saya bisa mengembangkan usaha di sini," kata dia.

Terkait sejumlah pemberitaan tentang kekerasan seksual dan eksploitasi yang beredar, dia mengaku sedih.

"Karena selama saya tahu tidak ada kejadian seperti yang dilaporkan
 Dan yang diberikan guru-guru di sini adalah cinta tanpa syarat," tutup dia.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini