SuaraMalang.id - Heboh kabar kemunculan harimau di lereng Gunung Wilis, persisnya di wilayah Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Guna mendeteksi kebenarannya, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) melepas tiga dari total tujuh kamera trap yang telah terpasang, tiga bulan.
Kepala BKSDA KRW 2 Blitar Joko Dwiyono mengatakan, hasil tangkapan gambar pada kamera trap atau kamera dengan sensor gerak itu akan diobservasi oleh tim khusus. Lantaran file diperkirakan berdurasi panjang, maka tim membutuhkan waktu cukup lama untuk proses observasi.
"Apapun hasilnya nanti akan kami sampaikan," katanya, dikutip dari Antara, Rabu (7/4/2021).
Sejauh ini, lanjut dia, BKSDA belum menerima laporan lanjutan dugaan penampakan harimau di lereng Gunung Wilis. Suasana di sekitar area hutan Desa Nyawangan dan Nglurup kini kondusif, warga tak seheboh awal munculnya kabar penampakan harimau.
Baca Juga:Viral Remaja Aniaya Primata Langka, BKSDA Sumbar & Polisi Buru Pelaku
Diketahui sebelumnya, warga digegerkan isu penampakan harimau loreng hampir setinggi kuda.
"Belum ada kabar lagi penampakan harimau dari warga," kata Joko.
Selain memantau pergerakan harimau lewat kamera, pihaknya juga mendalami laporan warga dengan turun langsung ke lokasi, mencari jejak keberadaan harimau.
Namun setelah diselidiki, informasi terkait penampakan harimau itu masih nihil.
“Dari warga belum ada laporan temuan lagi, kita juga terus memantaunya,” jelas Joko.
Baca Juga:BKSDA Sumbar Ungkap 2 Daerah yang Dicurigai Lokasi Penyiksaan Hewan Langka
Hal senada disampaikan Kepala Desa Nyawangan Sabar. Bahwa sejak informasi penampakan harimau pada November 2020 lalu, kini tak ada laporan lagi penampakan harimau.
"Sudah tidak lagi mas, laporan Harimau oleh warga kami," katanya.
Sebelumnya, warga di Desa Nyawangan dan Nglurup digemparkan dengan penampakan harimau.
Beberapa warga mengaku melihat harimau setinggi 80 centimeter saat menyadap karet. Laporan lainnya, harimau itu berada di sekitar pemukiman warga, sehingga membuat warga resah.