"Yang sering saya alami, itu lihat orang berbadan gelap tinggi dan besar. Juga ada tangan yang jalan sendiri waktu malam itu. Ya itu yang sering saya lihat. Tapi masih mending, dulu awal-awal pernah itu atap kios kayak suara gemuruh. Tapi sekarang jarang," ujarnya.
Saking seringnya, kini Ia merasa biasa saja dengan hal-hal tersebut.
"Ya lama-lama kebiasaan, tapi ya takut. Pernah saya pas salat malam, ada kayak orang tinggu besar matanya merah dan badannya gelap, tiba duduk di atas saya. Pas salat, waktu itu teriak-teriak, tapi gak ada yang nolong. Akhirnya hilang sendiri pas Subuh. Ya suka duka tinggal di sini (Pasar)," ucapnya.
Terpisah, salah seorang penjaga pasar Sigit mengaku mengenal Nenek Buni sejak dirinya masih kecil. Nenek Buni memang diketahui sudah tinggal lama di dalam Pasar Loak.
Baca Juga:Dampak Cabai Mahal, Makanan Warung Jember Tak Pedas Lagi, Pelanggan Lari
"Wakti itu sempat lima tahunan tidur dan tinggal di pasar, tapi tidurnya di toilet. Tapi setelah itu ada kios kosong dan tinggal di sana," kata Sigit
Sigit juga mengatakan, terkadang ada warga atau donatur yang mampir memberi sembako. Tapi untuk bantuan pemerintah, katanya, tidak ada.
"Saya berharap sih mungkin ada, karena kasihan umurnya semakin tua. Kalau sakit bagaimana, mungkin butuh berobat. Mungkin pemerintah bisa bantu untuk dapat bantuan kaitannya untuk jaga-jaga jika sakit," katanya.
Kontributor : Adi Permana
Baca Juga:Dikritik PDIP dan Ogah Bahas APBD 2021, Begini Respon Bupati Jember