Darurat Banjir di Kota Malang, Pakar Sebut Minimnya Ruang Resapan

Pemkot Malang harus memaksimalkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan segala regulasi didasarkan pada semangat mempertahankannya serta memfungsikan daerah terbuka hijau.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 20 Januari 2021 | 16:08 WIB
Darurat Banjir di Kota Malang, Pakar Sebut Minimnya Ruang Resapan
Ilustrasi banjir Kota Malang. [shuterstock]

SuaraMalang.id - Permasalah banjir masih jadi pekerjaan rumah (PR) menahun di Kota Malang, bahkan semakin mengkhawatirkan. Profesor Teknik UB (Universitas Brawijaya) Pitojo Tri Juwono meyakini ada dua aspek penting yang patut diperbaiki segera.

Aspek yang dimaksud, adalah aspek teknis dan nonteknis.

Berbicara dahulu tentang aspek teknis. Pria juga Dekan Fakultas Teknik UB ini menjelaskan, bahwa banjir terjadi lantaran berkurangnya ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang resapan air hujan.

"dan belum optimalnya kapasitas fungsi dan jaringan sistem drainase kota," ujar Pitojo, seperti dikutip dari TimesIndonesia.co.id--media jejaring Suara.com, Rabu (20/1/2021).

Baca Juga:1 Warga Hilang Akibat Tanah Longsor, Pengembang Perumahan Diperiksa Izinnya

Solusi teknis, lanjut dia, Pemkot Malang harus memaksimalkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan segala regulasi didasarkan pada semangat mempertahankannya serta memfungsikan daerah terbuka hijau sebagai kawasan yang efektif resapan.

"Teknisnya, mempertahankan zona terbuka hijau dan membuat resapan buatan seperti biopori sampai dengan sumur resapan, saluran drainase ramah lingkungan (ecodrain), menegakkan Perda 17/2001 tentang Konservasi Air, setiap pembangunan perumahan baru wajib menyiapkan konsep zero run off, kontrol IMB dan konsep bangunan vertical," jelas Guru Besar bidang Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Air di FT UB ini.

Selain itu, masih kata dia, penting agar merevitalisasi atau membangun kapasitas dan jaringan sistem drainase kota dengan kontrol pelaksanaan yang baik dan sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan, yaitu saluran drainase yang terkoneksi dengan baik mulai dari tersier sampai badan sungai sebagai main drain untuk memastikan limpasan permukaan yang tidak meresap ke dalam tanah mampu menuju sungai utama dengan baik.

"Solusi teknis itu membangun kapasitas dan jaringan saluran drainase yang ramah lingkungan atau ecodrain sesuai debit yang akan dialirkan," jelasnya.

Baca Juga:Tiga Keluarga Diungsikan dari Kawasan Rawan Longsor Kota Malang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini