Awas, Obat yang Satu Ini Timbulkan Komplikasi Pada Pasien Covid-19

Sebuah penelitian telah menemukan bahwa jenis obat penurun glukosa tertentu juga dapat berperan memperparah kondisi tersebut.

Bimo Aria Fundrika
Kamis, 31 Desember 2020 | 19:45 WIB
Awas, Obat yang Satu Ini Timbulkan Komplikasi Pada Pasien Covid-19
Ilustrasi obat. (Sumber: Shutterstock)

SuaraMalang.id - Selain menular dengan sangat cepat, virus corona juga bisa mematikan bagi sejumlah kelompok populasi. Salah satunya ialah pada mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes.

Oleh sebab itu sebaiknya, mereka yang memiliki penyakit penyerta lebih disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan. Namun, di samping itu, mereka yang punya penyakit diabetes juga harus lebih berhati-hati ketika meminum obat.

Sebuah penelitian telah menemukan bahwa jenis obat penurun glukosa tertentu juga dapat berperan memperparah kondisi tersebut.

Menurut peneliti dari Brigham and Women’s Hospital di AS, pasien diabetes yang mengonsumsi obat penurun glukosa yang disebut SGLT2i mungkin berisiko lebih tinggi mengalami kondisi yang berpotensi mematikan yang disebut ketoasidosis diabetik, saat mereka terjangkit Covid-19, demikian peringatan sebuah studi baru.

Baca Juga:Unik! Agar Cepat Sembuh, Pasien Covid-19 di Klaten Diajak Mancing Ikan

Ketoasidosis diabetik atau DKA muncul ketika suatu penyakit mencegah sel menerima cukup glukosa untuk menjalankan fungsinya.

Temuan penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal The American Association of Clinical Endocrinologists Clinical Case Reports, memperingatkan bahwa pasien covid-19 yang menerima obat SGLT2i mungkin berisiko terkena subset DKA tertentu, yang dikenal sebagai euDKA.

Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

EuDKA terjadi ketika sel-sel tubuh gagal menyerap glukosa yang cukup dan mengimbanginya dengan memetabolisme lemak, menciptakan penumpukan asam yang disebut keton, para peneliti menjelaskan.

Mereka mengatakan EuDKA ditandai dengan kadar gula darah yang lebih rendah daripada DKA, menambahkan bahwa lebih sulit untuk didiagnosis.

FDA AS sebelumnya telah memperingatkan bahwa risiko DKA dan euDKA dapat meningkat pada individu yang menggunakan obat SGLT2i, yang berfungsi dengan melepaskan kelebihan glukosa dalam urin.

Baca Juga:Viral Istora Senayan Dijadikan Tempat Isolasi, Ini Kata Wagub DKI

Dalam studi saat ini, para ilmuwan mempelajari lima kasus euDKA yang tidak biasa yang dibawa ke layanan rawat inap diabetes dalam rentang waktu dua bulan pada puncak pandemi di Boston.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini