Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Sabtu, 15 Februari 2025 | 21:23 WIB
Foto arsip. General Manager Arema FC Yusrinal Fitriandi. ANTARA/HO-MO Arema FC.

Ironisnya, sanksi ini datang di tengah upaya Arema FC menghemat anggaran dengan menggelar dua laga kandang tanpa penonton, yakni saat melawan PSS Sleman (17/2/2025) dan PSIS Semarang (24/2/2025).

Keputusan ini diambil agar klub bisa mengalokasikan dana untuk kebutuhan utama seperti gaji pemain dan bonus tim.

"Apalagi musim ini kami banyak ditinggal sponsor, jadi mau tidak mau keputusan ini harus diambil," ujar General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, Kamis (14/2/2025).

Yusrinal menjelaskan bahwa efisiensi ini dapat menghemat hingga Rp 100 juta per pertandingan. Namun, dengan adanya denda terbaru dari PSSI, anggaran klub kembali terbebani.

Baca Juga: Arkhan-Marcilio Duet Maut Bola Mati, Ancaman Serius bagi PSS Sleman

Sejak menjadi tim musafir pasca-Tragedi Kanjuruhan, jumlah penonton Arema FC menurun drastis.

Data dari Transfermarkt menunjukkan bahwa Arema FC hanya memiliki rata-rata 663 penonton per laga, menjadikannya tim dengan jumlah penonton paling sedikit kedua setelah Dewa United (216 penonton per laga).

Upaya menggelar pertandingan di Blitar untuk mendekatkan diri ke suporter ternyata belum berjalan sesuai harapan.

Meski dua laga terdekat digelar tanpa penonton, Yusrinal masih berharap ke depannya pertandingan bisa kembali dibuka untuk Aremania.

"Kami harus memprioritaskan anggaran, tetapi kami tetap berharap bisa kembali bermain dengan penonton di laga-laga berikutnya," tutupnya.

Baca Juga: Misi Selamat! PSS Terancam Degradasi, Jayus Hariono Siap Jegal Mantan Tim Arema FC

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More