Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Selasa, 12 November 2024 | 20:25 WIB
Ilustrasi siswa SD. (dok istimewa)

SuaraMalang.id - Usulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming untuk memperkenalkan mata pelajaran pilihan coding dan kecerdasan buatan (AI) di tingkat SD dan SMP belum akan segera diterapkan.

Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, usulan ini masih dalam tahap evaluasi dan kajian lebih lanjut oleh pemerintah pusat.

Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) di Jakarta pada Senin (11/11/2024), para kepala dinas pendidikan dari seluruh Indonesia berkumpul bersama Wapres Gibran, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, serta Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, untuk membahas berbagai isu pendidikan.

Tri Oky Rudianto Prastijo, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Malang, mengatakan bahwa diskusi tersebut lebih berfokus pada evaluasi kebijakan pendidikan yang ada, termasuk isu Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan kebutuhan guru.

Baca Juga: Sidang Komite HAM PBB Soroti Netralitas Jokowi dan Pencalonan Gibran di Pilpres 2024

“Kemarin dalam rakor belum sampai pada pembahasan detil soal coding dan AI di kurikulum SD dan SMP. Fokusnya masih pada pengumpulan informasi dan masukan dari berbagai daerah untuk kebijakan pendidikan di masa depan,” ujar Oky, Selasa (12/11/2024).

Selain itu, rapat juga membahas tentang sistem PPDB zonasi, pentingnya distribusi guru melalui program PPPK, dan berbagai tantangan di sekolah negeri maupun swasta.

Rapat tersebut juga mengidentifikasi isu-isu yang muncul dalam pelaksanaan kebijakan pendidikan dan perencanaan untuk tahun 2025-2026.

“Tujuannya agar kebijakan mendatang bisa diimplementasikan secara cepat dan tepat, dengan menghindari penyimpangan yang mungkin terjadi,” tambah Oky.

Wapres Gibran dalam acara tersebut meminta agar pemerintah daerah dapat memberikan masukan terkait permasalahan zonasi, rekrutmen PPPK, serta distribusi guru.

Baca Juga: Dukungan Ribuan Pekerja Mal di Kota Malang untuk Prabowo-Gibran di Pemilu 2024

Ia juga mengingatkan pentingnya fleksibilitas dalam penerapan kebijakan agar sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.

Di sisi lain, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) telah lebih dulu memasukkan materi coding dalam kurikulum mereka. Melalui Program Pelatihan Dasar Teknologi Digital (PDTD) yang dimulai pada September 2024, mahasiswa baru di UMM, tanpa terkecuali jurusan, kini mendapatkan pelatihan dasar coding menggunakan bahasa pemrograman Python.

Kepala Biro Sistem Informasi dan Digitalisasi UMM, Dr. Ir. Suyatno, menyampaikan bahwa keterampilan digital sangat diperlukan untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dunia kerja.

Suyatno berharap agar mahasiswa UMM dapat menguasai coding untuk menciptakan inovasi yang relevan dengan dunia kerja serta memberikan solusi bagi masyarakat.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More