Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Selasa, 12 November 2024 | 15:50 WIB
Calon Wakil Kota Batu Krisdayanti yang resmi mendapat surat tugas dalam Pilkada 2024. [Instagram krisdayanti]

SuaraMalang.id - Persoalan stunting terus menjadi sorotan dalam Pilkada Kota Batu 2024, terutama di tengah meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang ternyata belum mampu menekan angka gizi buruk pada anak.

Pasangan calon (Paslon) Krisdayanti dan Kresna Dewanata Phrosakh, yang maju sebagai Paslon nomor urut 3, menjadikan penurunan angka stunting sebagai salah satu program utama dalam kampanye mereka.

Krisdayanti, atau yang akrab disapa KD, menyatakan bahwa penanganan stunting membutuhkan perhatian khusus dari kepala daerah.

"Masalah stunting tidak hanya soal gizi tetapi juga pola pikir pengasuhan dan pemenuhan gizi balita yang harus diperbaiki," ungkap Krisdayanti, Selasa (12/11/2024).

Baca Juga: Juarai Indonesian Downhill 2024, Ayu Triya Andriana Taklukkan Pembalap Selandia Baru

Ia menargetkan penurunan angka stunting hingga mencapai nol persen melalui intervensi yang berbasis data dan menyeluruh.

Paslon Krisdayanti-Kresna, yang dijuluki "KriDa," merancang sejumlah program terintegrasi untuk menurunkan angka stunting, termasuk intervensi gizi, edukasi, dan pendampingan keluarga.

KD menjelaskan pentingnya program “1000 Hari Kehidupan” untuk edukasi ibu-ibu muda mengenai pentingnya asupan gizi sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

"Sering kali ibu-ibu hanya fokus setelah melahirkan, padahal gizi anak sudah harus diperhatikan sejak dalam kandungan," ujar KD.

KriDa juga berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas kesehatan di posyandu, termasuk alat kesehatan yang lebih modern.

Baca Juga: Firhando Gumelar Nilai Kota Batu Punya Syarat untuk Berkelas Dunia

Kresna Dewanata Phrosakh menyoroti bahwa kesadaran masyarakat masih rendah, yang terbukti dari angka kematian ibu dan anak yang mencapai 15 kasus di 2024.

"Posyandu menjadi siklus awal kehidupan dan memerlukan alat kesehatan yang memadai agar bisa membantu ibu dan anak mendapatkan pelayanan terbaik," tegas Kresna.

Menurut Dewa, pemenuhan gizi bagi anak-anak di bawah dua tahun (baduta) akan menjadi kunci penting dalam mewujudkan generasi cerdas untuk Indonesia Emas 2045.

"Peningkatan kesejahteraan masyarakat akan berdampak pada pemenuhan gizi yang lebih baik, sehingga menekan angka stunting," pungkasnya.

Dengan janji untuk menciptakan layanan posyandu yang lebih baik dan program penanganan gizi yang berkelanjutan, pasangan KriDa berharap dapat membawa perubahan signifikan dalam penanganan stunting di Kota Batu.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More