Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Jum'at, 11 Oktober 2024 | 18:55 WIB
Ilustrasi kebakaran gunung. [SuaraIndonesia/Tangkapan layar]

Ia menambahkan bahwa kondisi cuaca yang kering dan angin yang berhembus cukup kuat mempercepat penyebaran api ke area hutan jati.

"Kami masih mendalami kemungkinan lain, tetapi dugaan sementara menunjukkan bahwa putung rokok menjadi pemicu utama kebakaran ini," tambahnya.

Hingga saat ini, pihak Perhutani bersama kepolisian masih melakukan perhitungan terkait dampak kerusakan dan kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran tersebut.

Luas lahan yang terbakar mencapai 6,5 hektare, yang mayoritas ditanami pohon jati muda. Kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah, mengingat luas area yang terdampak dan jenis tanaman yang terbakar.

Baca Juga: Izinkan Anak di Bawah Umur Mengendarai Motor, Ibu dan Anak Alami Kecelakaan di Malang

"Kami masih mengumpulkan data untuk memastikan berapa total kerugian yang ditimbulkan dari kebakaran ini. Pohon jati merupakan aset yang berharga, terutama untuk kawasan hutan produksi. Tentunya, kebakaran ini akan berdampak pada ekosistem dan juga nilai ekonomis kawasan tersebut," terang Surdianto.

Peristiwa kebakaran hutan ini menjadi pengingat serius bagi masyarakat, terutama pengguna jalan yang melintas di dekat kawasan hutan, untuk lebih berhati-hati dalam membuang sampah, terutama puntung rokok.

Pihak kepolisian dan pemadam kebakaran mengimbau agar masyarakat tidak sembarangan membuang barang yang mudah terbakar di kawasan hutan.

“Kami mengimbau masyarakat dan pengguna jalan agar lebih waspada dan tidak membuang putung rokok sembarangan. Apalagi saat musim kemarau, tumpukan daun kering sangat mudah terbakar. Satu putung rokok saja bisa memicu kebakaran besar seperti yang terjadi di Gunung Geger ini,” kata Kapolsek Pagak.

Pihak kepolisian juga berencana untuk memperketat pengawasan di area rawan kebakaran dan meningkatkan sosialisasi mengenai bahaya kebakaran hutan kepada masyarakat setempat. Langkah ini dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.

Baca Juga: Tragis Beruntun: Dua Warga Malang Tewas Tertabrak Kereta Api dalam Sehari

Saat ini, proses pemadaman dinyatakan selesai, dan tim gabungan masih melakukan pemantauan di lokasi untuk memastikan tidak ada titik api yang tersisa. Petugas juga akan terus memantau kawasan tersebut selama beberapa hari ke depan untuk mencegah kebakaran kembali muncul.

"Kami akan terus memantau area yang terdampak untuk memastikan kebakaran tidak menyala kembali. Selain itu, kami juga akan berkoordinasi dengan Perhutani dan BPBD untuk mengambil langkah-langkah pencegahan lebih lanjut," tutup Sigit.

Dengan adanya peristiwa ini, diharapkan masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan berhati-hati saat berada di sekitar kawasan hutan, terutama di musim kemarau yang rentan terhadap kebakaran. 

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More