Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Sabtu, 17 Agustus 2024 | 17:34 WIB
Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Malang Raya menggelar upacara bendera di sumber mata air Umbul Gemulo, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Sabtu (17/8/2024). [dokumentasi]

SuaraMalang.id - Puluhan pemuda yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Malang Raya menggelar upacara bendera di sumber mata air Umbul Gemulo, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Sabtu (17/8/2024).

Upacara ini tidak hanya menjadi bentuk peringatan kemerdekaan, tetapi juga sebagai refleksi dan upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.

Aliansi ini terdiri dari berbagai organisasi dan komunitas, seperti Nawakalam Gemulo, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jatim, LBH Pos Malang, MCW, dan pegiat lingkungan setempat.

Mereka semua berkumpul dan berbaris layaknya upacara bendera, namun uniknya, mereka menceburkan diri di aliran mata air dengan mengenakan kostum serba hitam.

Baca Juga: Dua Kebakaran Landa Kota Malang di Hari Kemerdekaan, Anak Main Lilin Jadi Pemicu

Koordinator pelaksana, Pradipta Indra, menjelaskan bahwa dipilihnya lokasi di Umbul Gemulo sebagai simbol perjuangan melestarikan lingkungan.

"Temanya adalah menjaga tanah air untuk generasi. Di usia ke-79 tahun ini, Republik Indonesia seharusnya terbebas dari eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam yang berdampak buruk pada masa depan generasi mendatang," ujar Indra.

Selain prosesi upacara yang khidmat, diskusi lingkungan juga menjadi bagian dari rangkaian acara.

Diskusi tersebut merefleksikan permasalahan yang dihadapi terkait eksploitasi sumber daya air, serta mengedukasi peserta dan masyarakat tentang pentingnya melindungi sumber daya alam dari perusakan dan privatisasi.

Indra menambahkan bahwa upacara di sumber air bukan kali pertama dilakukan. Kegiatan serupa juga pernah dilakukan tahun lalu di Kasinan Batu, dengan misi yang sama—menjaga kelestarian lingkungan dan melawan eksploitasi sumber daya air yang masih menjadi tantangan di berbagai wilayah Indonesia.

Baca Juga: Pj Wali Kota Malang yang Baru 'Ngekos' di Hotel, Mantan Ogah Angkat Kaki dari Rumah Dinas

"Ancaman privatisasi sumber mata air dan kriminalisasi terhadap warga sipil terus terjadi, dan ini menjadi peringatan bahwa perjuangan belum selesai," pungkas Indra.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More