SuaraMalang.id - Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, dalam peringatan 50 tahun peristiwa Malari yang digelar di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, menyinggung kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia menyindir Jokowi yang dinilai banyak pihak menggunakan kekuasaannya untuk menguntungkan calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.
Gatot mengungkapkan, berbeda dengan cita-cita Proklamator Ir Soekarno yang mengharapkan sepuluh pemuda untuk mengguncang dunia, Jokowi, menurutnya, cukup dengan satu pemuda, yaitu Gibran, untuk menciptakan guncangan.
"Dulu Bung Karno mengatakan 'beri aku sepuluh pemuda, maka akan aku guncang dunia'. Jokowi tuh hebat, cukup dia satu saja goncang semuanya, yakni dengan Gibran,” sindir Gatot.
Pernyataan Gatot ini disampaikan dalam acara bertajuk “The Last Battle for Democracy dan Lawan Politik Dinasti” pada Senin (15/1), yang dihadiri oleh ratusan aktivis dan tokoh nasional.
Ucapannya mengenai potensi Gibran membajak Mahkamah Konstitusi (MK) dan sindiran tentang pemilu di Indonesia disambut dengan tawa riuh hadirin.
Gatot juga menyampaikan pandangannya mengenai efektivitas pemilu di berbagai negara, dengan menyoroti proses pemilu di Indonesia yang ia anggap dapat diprediksi hasilnya jauh-jauh hari.
Ia merasa bangga dapat berpartisipasi dalam acara yang mengingatkan pentingnya peristiwa historis seperti Malari dan Reformasi dalam konteks demokrasi Indonesia.
Peringatan peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) 1974 ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting seperti Hariman Siregar, Syahganda Nainggolan, Bursah Zarnubi, Ubedilah Badrun, Connie Rahakundini, Faisal Basri, Eep Saipulloh Fatah, Akbar Faizal, Ahmad Yani, dan Jumhur Hidayat.
Baca Juga: Pengamat: Kalau 01 dan 03 Koalisi, Terbuka Peluang Pemakzulan Presiden Jokowi
Gatot, dalam acara ini, juga menegaskan posisi netral KAMI dalam Pilpres 2024 dan mengkritik putusan terkini MK, menyerukan agar para hakimnya mengundurkan diri.
Keseluruhan acara tersebut menyoroti isu-isu demokrasi dan politik di Indonesia, dengan fokus khusus pada peran dan pengaruh politik dinasti dalam konteks kepemimpinan nasional.
Kontributor : Elizabeth Yati
Berita Terkait
-
Pengamat: Kalau 01 dan 03 Koalisi, Terbuka Peluang Pemakzulan Presiden Jokowi
-
CEK FAKTA: Benarkah UGM Pecat Ketua BEM Gielbran Muhammad Noor karena Kritik Jokowi?
-
Jurang Susuh Kota Batu Diusulkan Dibangun Flyover
-
Kunjungi Kota Batu, Jokowi Bikin Menteri Basuki Tertawa, Ini Gara-garanya
-
Riuh Ratusan Pelajar SMA Kota Batu Sambut Jokowi di Pasar Induk Among Tani
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
Pilihan
-
PSSI Umumkan Penganti Ole Romeny, Berpeluang Debut di FIFA Matchday September
-
Miris! Nasib Mees Hilgers Setali Tiga Uang dengan Alexander Isak dan Ademola Lookman
-
Isyarat Dirtek Baru PSSI, Timnas Indonesia Lupakan Total Football dan Tiki-Taka
-
Horor! Stasiun Tanah Abang Bergetar, Netizen Langsung Nyariin Nafa Urbach
-
PHK Massal Tokopedia: Hampir Semua Divisi Kena, Nasib Ratusan Karyawan di Tangan 'China'
Terkini
-
Ratusan UMKM Meriahkan Festival Kuliner Kampoeng Tempo Doeloe, BRI Dukung Lewat QRIS dan BRImo
-
Kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX, Wujud Transformasi BRI dalam Keuangan Digital
-
Haluan Bali, Fashion Lokal dengan AR dan Sentuhan Tradisi yang Tembus Pasar Global
-
Program BRI Peduli Berperan Aktif, Salurkan Donasi untuk Korban Terdampak Gempa Poso
-
Semangat BRI Peduli untuk Paskibraka Nasional 2025, Wujud TJSL Nyata dari BRI