Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 01 September 2022 | 16:52 WIB
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan di acara puncak rapat kerja nasional (Rakernas) PAN yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (27/8/2022). [Suara.com/Ria Rizki NS].

SuaraMalang.id - Nasib Partai Amanat Nasional (PAN) terancam jelang Pemilu 2024 ini. Dalam survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), menunjukkan kalau PAN terancam tak lolos parlemen.

Untuk melihat partai mana punya pemilih loyal dan tidak, SMRC melakukan survei opini publik secara nasional dengan mengajukan pertanyaan pada para pemilih yang ikut di Pemilu 2019, "Kalau bapak atau ibu memilih sekarang, partai mana yang akan dipilih?"

Dari survei opini publik itu, kata Saiful, yang menarik dari hasil PAN adalah 31,2 persen para pemilih partai tersebut pada 2019 ternyata sekarang belum menentukan pilihan. Suara stabil pemilihnya (akan memilih PAN di 2024) sekitar 54,2 persen saja.

Karena suara PAN pada Pemilu 2019 sebesar 6,8 persen, maka jika yang kembali memilih partai ini hanya separuhnya (54,2 persen), ada kemungkinan PAN tidak akan lolos ke parlemen pada pemilu mendatang.

Baca Juga: Survei SMRC, Saiful Mujani Sebut PPP dan PAN Terancam Tak Lolos Parlemen Sebab Ditinggal Pemilihnya

Besarnya pemilih PAN yang masih menunggu ini, paparnya, kemungkinan ditarik oleh partai baru yang didirikan oleh Amin Rais, yakni Partai Ummat.

"Begitu Pak Amin Rais tidak ada di situ, dan karena mereka loyal pada Pak Amin Rais, maka mereka akan hijrah juga," kata Saiful menambahkan.

Saiful melanjutkan, jika kelompok ini tidak menambah atau menarik suara partai lain, maka baik PAN pimpinan Zulkifli Hasan maupun Partai Ummat bentukan Amin Rais akan mengalami kerugian karena terancam tidak lolos parliamentary threshold 4 persen.

"Keduanya bisa sama-sama tidak lolos kalau mereka tidak menambah kekuatan dari partai lain," kata Saiful.

Sementara itu, sebesar 56,7 persen pemilih PPP pada 2019 mengatakan akan kembali memilih PPP. Ada 22,5 persen yang sekarang menyatakan memilih Partai Demokrat, dan yang mengatakan akan memilih PDIP sebesar 8,3 persen.

Baca Juga: Menyikapi Kasus Ferdy Sambo, Amien Rais Membuat Surat Terbuka Untuk Presiden Jokowi

"Yang mengkhawatirkan bagi PPP adalah pemilih PPP yang belum menentukan pilihan cenderung sedikit, 11 persen. Ini berbahaya. Kalau tidak ada upaya yang ekstra, mungkin partai yang akan mengikuti adalah Hanura yang tidak lolos ke Senayan, padahal PPP pernah ada di Senayan," kata Saiful.

Saiful mengingatkan bahwa perolehan suara PPP pada Pemilu 2019 adalah 4,5 persen. Jika setengahnya berkurang, maka partai ini akan tidak lolos ke Senayan. ANTARA

Load More