SuaraMalang.id - Sungai terpanjang di China, Yangtze terlanda kekeringan. Fenomena itu dampak gelombang panas yang melanda wilayah setempat.
Seperti diwartakan Timesindonesia.co.id jejaring Suara.com, akibat kondisi cuaca ekstrem selama sebulan itu, China mencatatkan cuaca hujan terendah. Berimbas kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang sungai Yangtze.
Bagian dasar sungai sampai terlihat lantaran danau dan anak sungai Yangtze telah surut sebagai akibat dari kekeringan.
Ukiran batu Buddha berusia 600 tahun dan bebatuan di bawah Paviliun Guanyin yang terkenal, di Wuhan, provinsi Hubei.
Ketinggian sungai yang rendah telah mengurangi kemampuan pembangkit listrik tenaga air di daerah tersebut untuk menghasilkan energi.
Langkah-langkah darurat yang diberlakukan untuk menghemat listrik termasuk penutupan pabrik, pengurangan jam buka toko, dan gedung perkantoran serta mematikan AC .
Di kota-kota besar yang terletak di sepanjang sungai, seperti Shanghai, telah mematikan lampu tepi lautnya yang terkenal dan kota Luzhou mematikan lampu jalan di malam hari, dalam upaya untuk mengurangi tekanan pada jaringan listrik.
Menurut Kementerian Sumber Daya Air China.Curah hujan musim panas di lembah sungai Yangtze adalah yang terendah sejak pencatatan pada 1961. Demikian pula, gelombang panas regional yang berkelanjutan juga telah memecahkan semua rekor yang ada, menurut Pusat Iklim Nasional China.
Terburuk Setelah 500 Tahun
Baca Juga: Lihat Penampakan Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Sementara itu Eropa juga mengalami kekeringan terburuk dalam 500 tahun terakhir.
Laporan Observatorium Kekeringan Eropa mengatakan bahwa 47 persen benua Eropa berada dalam kondisi peringatan, dengan defisit kelembaban tanah yang jelas, dan 17% benua berada dalam keadaan siaga, di mana vegetasi terpengaruh.
Menurut analisis awal dari Pusat Penelitian Gabungan Uni Eropa, dengan kondisi panas dan kering, memicu kebakaran hutan, mengurangi hasil panen serta mengurangi pembangkit listrik.
Suhu yang memecahkan rekor di Eropa musim panas kali ini telah mengganggu transportasi, membuat ribuan orang mengungsi, dan mengakibatkan ratusan kematian terkait panas. Panas juga memperburuk kebakaran hutan , yang semakin merusak dalam beberapa tahun terakhir.
"Kombinasi kekeringan parah dan gelombang panas telah menciptakan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tingkat air di seluruh UE," kata Komisaris Inovasi Eropa, Mariya Gabriel dalam sebuah pernyataan.
"Kami saat ini memperhatikan musim kebakaran hutan yang masuk akal diatas rata-rata dan berdampak penting pada produksi tanaman," ujar dia.
Berita Terkait
-
Waduh! TikTok Disebut Bisa Rekam Data Pengguna dari Ketikan Keyboard
-
Kekeringan Terburuk di Eropa dan China, Sungai-sungai Mengering dan Pabrik Tutup
-
Nekat Lakukan Hal Ini, Penggemar CP Zhao Lusi dan Wu Lei Dianggap Tak Sopan
-
Giliran Jepang yang Diprotes China Saat Sambangi Taiwan
-
Lihat Penampakan Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Terpopuler
- Pemain Terbaik Liga 2: Saya Siap Gantikan Ole Romeny!
- 3 Pemain Timnas Indonesia U-23 yang Perlu Diparkir saat Lawan Malaysia
- Pemain Arsenal Mengaku Terbuka Bela Timnas Indonesia
- Pemain Keturunan Rp225 Miliar Tolak Gabung Timnas Indonesia, Publik: Keluarga Lo Bakal Dihujat
- 4 Sedan Bekas Murah di Bawah Rp 30 Juta: Perawatan Mudah, Cocok untuk Anak Muda
Pilihan
-
Cahya Supriadi Tampil, Ini Daftar Susunan Pemain Timnas Indonesia U-23 vs Malaysia
-
5 Rekomendasi HP Gaming Rp 3 Jutaan dengan RAM Besar dan Baterai Badak, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Starting XI Timnas Indonesia U-23 vs Malaysia, Gerald Vanenburg Ogah Main-main?
-
11 Rekomendasi HP 5G Murah Rp 3 jutaan dengan Chipset Sangar, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Ada Kopdes Merah Putih, Prabowo Sebut Sri Mulyani Tambah Stres
Terkini
-
5 Warung Lalapan di Malang dengan Sambal Super Pedas, Berani Coba?
-
Kinerja Cemerlang, AgenBRILink Bukukan Rp843 Triliun Transaksi dari 1,22 Juta Agen Aktif
-
Rekomendasi Lokasi Kost di Malang: Strategis, Dekat Kampus, dan Anti Ribet
-
UMKM Katering Pemasok Program MBG di Tenggarong Berdayakan Ratusan Karyawan Berkat BRI
-
Petani Terancam Bangkrut! Pupuk Palsu Rugikan Negara Triliunan Rupiah, Begini Kata Wamentan