SuaraMalang.id - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur ( Jatim ) memprihatinkan.
Kondisi ini jelas menjadi Pekerjaan Rumah (PR) besar bagi pemerintah daerah setempat. Setiap tahun kasus tersebut trennya sangat tinggi.
Pada 2020 misalnya, tercatat ada 65 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini. Kemudian pada 2021 meningkat fantastis hingga mencapai 98 kasus.
Lalu Tahun 2022 terhitung sejak Januari hingga Juni total sudah ada lebih dari 20 kasus kekerasan perempuan anak yang terjadi di 'Kota Gandrung' ini.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinsos PPKB, Sugeng Fajar Harianto, mengatakan kasus yang terjadi terdiri berbagai ragam jenis kejahatan. Seperti KDRT, pemerkosaan, pelecehan seksual dan penelantaran.
Menurut dia kasus kekerasan perempuan dan anak seperti halnya fenomena gunung es. Artinya yang terlihat hanya sedikit, namun yang tidak terlihat bisa jadi lebih banyak.
"Kasus semacam ini seperti halnya fenomena gunung es. Ini memang perlu menjadi atensi bersama," kata Fajar, dikutip dari suarajatimpost.com jejaring media suara.com, Rabu (29/6/2022).
Menanggapi adanya dugaan tindak asusila yang menimpa sejumlah santri ponpes di Banyuwangi, pihaknya pun telah mengambil tindakan. Dinas melakukan pendampingan kepada para korban.
"Secara psikologis kita dampingi, kita lakukan pemeriksaan kesehatannya, bila sampai mengalami gangguan patologis kita siapkan psikiater, dan juga kita dampingi proses hukum dipersidangan sampai selesai," ujarnya.
Baca Juga: 5 Fakta Pencabulan Santri di Ponpes Banyuwangi, Pelaku Dikenal sebagai Tokoh Agama
Sejauh ini sudah ada 6 korban yang masih berusia di bawah umur yang didampingi. Semuanya adalah pelapor dari tindak asusila yang diduga dilakukan oleh pengasuh ponpes berinsial Fz.
"Tidak menutup kemungkinan korban dalam kasus ini akan bertambah, kita siap mendampingi juga," katanya.
Berita Terkait
-
5 Fakta Pencabulan Santri di Ponpes Banyuwangi, Pelaku Dikenal sebagai Tokoh Agama
-
Warga Geruduk Mapolresta Banyuwangi, Tuntut Penanganan Maksimal Kasus Pencabulan Enam Santri
-
Sabar! Jalur Erek-erek Ijen Bondowoso-Banyuwangi Masih Lumpuh, Pembersihan Selesai 3 Hari Lagi
-
Sorotan Berita Kemarin, Santri Korban Pencabulan Banyuwangi Tambah Banyak sampai Kawanan Monyet Serbu Perkampungan
-
Pengasuh Ponpes di Banyuwangi Cabuli 6 Santri, Menteri PPPA: Kasus Kekerasan Seksual di Ponpes Jadi Alarm Pengawasan
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
Terkini
-
Akses Jalan Malang-Lumajang Ditutup Usai Erupsi Gunung Semeru, Ini Penjelasan Polisi
-
BRI Pimpin Sindikasi Rp5,2 Triliun untuk SSMS, Perkuat Dukungan pada Sektor Agribisnis Nasional
-
BRI Sabet Penghargaan ASRA 2025 untuk Laporan Keberlanjutan Terbaik
-
BRI Hadirkan RVM di KOPLING 2025 Lewat Program Yok Kita Gas
-
Berpartisipasi dalam PRABU Expo 2025, BRI Perkuat Ekosistem Ekonomi Kerakyatan Modern