Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 02 Maret 2022 | 08:14 WIB
Sugi Nur Raharja alias Gus Nur. (BeritaJatim.com)

SuaraMalang.id - Kemarin sejumlah berita menjadi sorotan masyarakat di Malang. Mulai dari berita Sugi Nur Raharja, mantan bakul jamu asal Malang yang kembali bikin gaduh sampai berita Covid-19.

Untuk berita Sugi Nur ini bermula dari unggahan akun Youtube Manusia Plural berjudul 'SUGIK NUR YANG SEJATI MENISTA ADZAN! GUS YAKUT, YOA GONGGONGAN ANJING TANGKAAPP!!!", Sabtu (26/2/2022) Sugi Nur mendapat kecaman.

Video tersebut mendapat kecaman dari warga net karena Sugi Nur menirukan suara azan dengan nada gonggongan anjing di video tersebut.

Sugi Nur pun buka suara terkait adanya kecaman itu. Dijelaskannya video di akun Youtube itu hanyalah potongan kecil dari video aslinya berjudul 'MENAG: ADZAN IBARAT GONGONG ANJING - INILAH BENTUK MAKAR ALLAH YANG NYATA' yang berdurasi 27 menit 38 detik.

Baca Juga: Mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto Iringi Pemakaman Sang Ayah di Taman Makam Marga Baka Lanud Abdulrachman Saleh Malang

Sugi Nur berpendapat, di video aslinya, dirinya tidak menistakan atau melecehkan azan. Dia ingin membela agama Islam dengan adanya pernyataan analogi Menag Yaqut Cholil Qoumas terkait analogi suara azan dengan suara gonggongan anjing.

"Kalau dilihat secara utuh maka tidak ada sedikit pun saya menista azan, dan tidak mungkin seorang Gus Nur menista azan. Saya adalah opisisi yang selalu membela agama Islam yang justru selama ini sering dinista oleh kaum buzzer. Video itu bukan hanya dipotong tapi ditambahi dengan narasi dan suara-suara tawa," kata dia ke Suara.com, Selasa (1/3/2022).

Sugi Nur menambahkan pemotongan video pernyataannya ini bukan kali pertama menuai kecaman. Alhasil dia tidak kaget jika ada beberapa pihak yang memotong pernyataan di video-video di akun Youtubernya.

"Saya tidak kaget, zamannya sudah seperti ini. Dan tidak sekali ini saja pejabat negeri membuat pernyataan kontroversial tentang syariat Islam," ujarnya.

Penangkapan buaya di Sungai Purwosari Pasuruan

Baca Juga: Cari Tanaman Pakis di Hutan, Warga Malang Malah Temukan Mayat Pria

Kemudian berita lain seorang Pria di Pasuruan menangkap seekor anakan buaya muara di Sungai Desa Bakalan Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan digegerkan dengan kemunculan anak buaya Muara.

Mereka khawatir buaya ini tidak hanya satu, melainkan masih ada banyak buaya di sungai tersebut. Anakan buaya ini pertama kali ditemukan Sugiarto (38) warga sekitar.

Setelah penemuan itu, warga segera menangkapnya dan melapor ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pasuruan. Oleh sebab itu warga segera diminta waspada.

"Sekitar pukul 10.00 WIB, saya melihat ada buaya. Karena takut membahayakan anak-anak, lalu saya jebak dan tangkap," ujar Sugiarto, seperti dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Selasa (01/03/2022).

Sugiarto menambahkan jika ia sebenarnya melihat dua anakan buaya muara di aliran sungai Purwosari. Namun baru satu ekor yang berhasil diamankan.

"Ada satu lagi yang ukurannya lebih besar masih belum bisa ketangkap," katanya menambahkan.

Pemakaman Covid

Lalu berita pemakaman dengan protokol Covid-19 di Kota Malang meningkat 14 kali lipat pada bulan Februari 2022 dibanding Januari 2022 lalu.

Kepala UPT Pemakaman DLH Kota Malang Subaedi, mengatakan pada bulan Februari ini terdapat 102 jenazah yang dimakamkan dengan protokol Covid-19.

"Sementara Januari 2022 itu hanya ada 7 pemakaman saja yang menggunakan protokol Covid-19," ujarnya.

Dari 102 pemakaman, kata Subaedi, berasal dari rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Malang semua.

"102 pemakaman itu semua dari rumah sakit rujukan Covid-19 semua. Jadi yang dalam penanganan saya itu yang rujukan rumah sakit," ujarnya.

Subaedi memastikan bahwa 102 yang dimakamkan pada bulan Februari 2022 ini semuanya terkonfirmasi Covid-19.

"Yang pasti kalau dimakamkan secara prokes, itu berarti positif Covid-19," ujarnya.

Load More