SuaraMalang.id - Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya memvonis bersalah Kepala SMKN 10 Malang berinisial DL dengan menjatuhi hukuman 3 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp 50 juta subsider 3 bulan penjara.
Sedangkan Wakil Kepala Bidang Sarana dan Prasarana SMKN 10 Malang inisial AR divonis 1 tahun 3 bulan penjara, serta denda Rp 50 juta subsider satu bulan kurungan.
Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri Kota Malang, Dino Kriesmiardi menjelaskan, DL divonis bersalah karena terbukti melanggar Pasal 3 ayat (1) juncto Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahuj 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
"Kemudian terdakwa (DL) juga harus membayar uang pengganti sejumlah Rp 1,2 miliar. Apabila terdakwa tidak mampu membayar uang pengganti maka terdakwa diganti dengan pidana kurungan selama 1,6 tahun," katanya, Selasa (8/2/2022).
Sedangkan terdakwa AR, lanjut dia, tidak dituntut ganti rugi. Sebab, uang Rp 20 juta yang dinikmati AR dari tindakan korupsi sudah dikembalikan saat proses persidangan.
"Sementara DL uang hasil tindakan korupsinya sejumlah Rp 1,2 miliar belum dikembalikan dan sudah dinikmati oleh terdakwa (DL)," kata dia.
Atas putusan tersebut, kata Dino, terdakwa DL masih ada kemungkinan untuk mengajukan permohonan banding. Sementara terdakwa AR sudah menerima putusan tersebut.
"Dan Kejari Kota Malang sebagai pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU) masih pikir-pikir. Alasan pikir-pikir JPU istilahnya strategi kami, kami melihat dulu apakah terdakwa ada upaya hukum atau tidak dan kami harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan pimpinan," tutupnya.
Sebagai informasi, DL melakukan korupsi dana Biaya Penunjanh Operasional Penyelanggaran Pendidikan (BPOPP) SMKN 10 Kota Malang 2019-2020.
Baca Juga: Perkara Korupsi BPOPP, Jaksa Tuntut Kepala SMKN 10 Malang Dipidana Lima Tahun Penjara
Dalam menjalankan aksinya, modus DL saat proyek pembangunan dan perawatan sejumlah ruangan dan gedung SMKN 10 Malang ternyata tidak memakai rekanan yang jelas. DL bersama orang kepercayaannya menggarap sendiri seluruh proyek tersebut.
Sementara AR peranannya adalah menjadi otak untuk mencari nama rekanan dalam proyek itu. Ada 11 perusahaan rekanan yang diajak kerjasama dalam pembangunan dan perawatan gedung dan ruangan sekolah itu.
Namun 11 rekanan itu tidak tahu menahu. Kedua terdakwa hanya meminjam nama perusahan rekanan itu dan hanha diberi bagian 2,5 persen bagian dari setiap proyek.
Total korupsi yang dilakukan keduanya pun mencapai sekitar Rp 1,2 miliar.
Kontributor : Bob Bimantara Leander
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kronologi Kecelakaan Maut Toyota Hiace vs Truk di Tol Malang-Pandaan, 2 Orang Tewas dan 10 Luka!
-
Viral Kisah Guru Mengajar Satu Murid di SD Malang, Netizen Terenyuh: Sama-sama Hebat!
-
Libur Natal 2025, Penumpang Bandara Abdulrachman Saleh Malang Diprediksi Melonjak hingga 20 Persen
-
2 Ibu-ibu di Malang Tertimpa Pohon Beringin Tumbang Saat Cuci Baju, Seorang Tewas
-
Banjir Malang Dipicu Endapan Sampah hingga Bozem Meluap, Ini Penjelasan Wali Kota