Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 09 Desember 2021 | 22:45 WIB
Tim SAR di lokasi pencarian korban erupsi Gunung Semeru, Senin (6/12/2021). [ANTARA Jatim/HO-SAR Surabaya]

SuaraMalang.id - Fenomena warga menjadikan lokasi terdampak bencana erupsi Gunung Semeru sebagai ajang swafoto membuat Bupati Lumajang Thoriqul Haq meradang.

Bupati Thoriq menegaskan kawasan terdampak letusan Gunung Semeru bukan tempat wisata. Ia pun memperingatkan supaya masyarakat untuk tidak mendekat ke wilayah bencana.

Dijelaskannya, masyarakat berbondong-bondong ingin mengabadikan momen di area terdampak erupsi Semeru akan menghambat proses evakuasi.

"Soal yang ingin foto-foto, jeprat-jepret, sudah. Bukan waktunya sekarang. Ini bukan tontonan, bukan tempat wisata," kata seperti diberitakan Antara, Kamis (9/12/2021).

Baca Juga: Terdampak Erupsi Semeru, Warga Lumajang Terpaksa Jual Ayam Petelurnya

Berdasarkan reportase Antara, titik terdampak paling parah di kawasan Umbulan, Dusun Sumbersari, banyak didatangi warga luar kawasan.Mereka datang untuk berburu foto atau melakukan siaran langsung menggunakan akun media sosialnya masing-masing.

Kawasan Umbulan di Dusun Sumbersari terdampak letusan Gunung Semeru cukup parah. Tercatat ada 20 hektare lahan pertanian yang rusak dan puluhan rumah mengalami rusak berat. Selain itu, ratusan warga juga harus mengungsi akibat bencana tersebut.

Thoriq menjelaskan dengan banyaknya aktivitas masyarakat yang menggunakan kendaraan pada area terdampak letusan Gunung Semeru, akan menyebabkan alat transportasi pengangkut bantuan terhambat.

Menurutnya, bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan untuk warga terdampak letusan Gunung Semeru, bisa memanfaatkan posko-posko yang ada.

Kekinian, di wilayah Kecamatan Pronojiwo, sudah banyak posko yang berdiri dan bisa menerima bantuan.

Baca Juga: Warga Lereng Gunung Semeru Diminta Waspada Temuan Aliran Sungai Baru

"Kendala itu banyak orang ke sana, termasuk mobil-mobil yang ke atas. Itu yang membuat masalah," ujarnya.

Personel Satbrimob Polda Jawa Timur dikerahkan untuk melakukan penyekatan sebagai upaya untuk mengurangi aktivitas masyarakat di area terdampak. Penyekatan dilakukan untuk mencegah pihak-pihak yang tidak berkepentingan masuk ke dalam lokasi bencana.

Selain warga setempat, petugas, TNI-Polri dan relawan dilarang masuk dan mendekat ke lokasi bencana. Hanya pihak-pihak yang melakukan penanganan bencana yang diperbolehkan masuk ke wilayah terdampak.

Ada dua titik penyekatan yang dilakukan oleh personel Satbrimob Polda Jawa Timur, yakni di Depan Balai Desa Supiturang dan perempatan Tugu Pancasila.

Sumber: Antara

Load More