SuaraMalang.id - Jembatan Perak di Kabupaten Lumajang terputus akibat erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021). Jembatan di kawasan yang terkenal berjuluk Piket Nol itu rencananya akan segera dibangun dengan konstruksi baru.
Berbagai persiapan mulai dimatangkan. Terkini, tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) mengambil contoh tanah hingga batuan keras pada titik terputusnya Jembatan Perak di Kecamatan Pronojiwo.
"Tim dari PUPR mengambil sampel tanah sampai batuan yang paling keras di kedalaman berapa. Hal itu nantinya sebagai pertimbangan untuk membuat rencana pembangunannya," kata Tenaga Ahli Bidang Kebencanaan Bupati Malang, Bagyo Setiono seperti diberitakan Antara, Kamis (9/12/2021).
Pengambilan sampel tanah di lokasi runtuhnya Jembatan Perak, dilakukan kurang lebih sepuluh meter dari ujung sisa jembatan. Pengambilan contoh tanah tersebut, dilakukan oleh kurang lebih sepuluh orang.
Baca Juga: Jembatan Perak Bakal Dibangun pada 2022
Bagyo menambahkan pengambilan contoh tanah tersebut akan dilakukan pada dua sisi, baik dari sisi yang berdekatan dengan wilayah Kabupaten Malang, dan sisi yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang. Untuk saat ini, pengambilan contoh tanah dilakukan pada sisi yang bisa diakses dari wilayah Kabupaten Malang.
"Ini akan dilakukan pada dua titik, di sini dan di seberang sana," katanya.
Ia melanjutkan, masih belum diketahui bagaimana detil konstruksi bangunan jembatan baru yang menghubungkan antara wilayah Kabupaten Malang dengan Kabupaten Lumajang tersebut.
Namun, ada kemungkinan bahwa jembatan baru yang akan dibangun, posisinya lebih tinggi dari jembatan lama.
"Ini akan segera dibangun ulang, mungkin konstruksinya akan ditinggikan jembatannya. Ini merupakan reaksi cepat dari PUPR, dalam hal ini pihak balai besar jalan nasional," katanya.
Baca Juga: Penyebab Jembatan Perak Ambruk saat Erupsi Semeru, Begini Penjelasan PUPR
Sementara itu, Koordinator Tim Bor Balai Jalan Raya Jawa Timur, Mariyono menambahkan bahwa pengambilan sampel dilakukan dengan cara melakukan pengeboran kurang lebih sedalam 30 meter, termasuk mengecek kontur tanah dan batuan terkeras.
Berita Terkait
-
Publik Curiga Larangan Drone di Bromo-Semeru Gegara Ada Kebun Ganja, Ini Kata Kemenhut
-
Klarifikasi Pihak BBTN Bromo Tengger Semeru Soal Pelarangan Drone, Ada Kaitan dengan Ladang Ganja?
-
Lagi Jadi Omongan, Segini Tarif Terbangkan Drone di Kawasan Gunung Bromo
-
Berkah Ramadan: Perajin Lumajang Kebanjiran Order Lukisan Bakar Kaligrafi
-
The Seven Summits Indonesia, Impian Terakhir Lilie Wijayati dan Elsa Laksono Taklukkan Puncak Carstensz
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
- Harga Tiket Pesawat Medan-Batam Nyaris Rp18 Juta Sekali Penerbangan
- Rekaman Lisa Mariana Peras Ridwan Kamil Rp2,5 M Viral, Psikolog Beri Komentar Menohok
Pilihan
-
AFC Sempat Ragu Posting Timnas Indonesia U-17 Lolos Piala Dunia, Ini Penyebabnya
-
Bennix Ngakak, RI Tak Punya Duta Besar di AS karena Rosan Roeslani Pindah ke Danantara
-
Drawing Grup Piala Dunia U-17 2025: Timnas Indonesia U-17 Bertemu Brasil hingga Ghana?
-
Polresta Solo Apresiasi Masyarakat Manfaatkan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
-
Bahaya! JP Morgan Soroti Pernyataan Blunder Pejabat RI, Terbukti IHSG dan Rupiah Anjlok
Terkini
-
Warga Senang, Desa Wunut Bagikan THR dan Hadirkan Program Perlindungan Sosial
-
Habbie, UMKM Telon Aromatik Terbaik Siap Ekspansi Pasar Global Bersama BRI
-
4 Wisata di Kawasan Cangar Ditutup Usai Longsor yang Hempaskan 2 Mobil
-
BRI Raih Penghargaan Internasional Atas Prestasi Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
Petasan Lukai Pemiliknya di Malang, Korban Sampai Harus Dioperasi