Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 09 Desember 2021 | 22:05 WIB
Kondisi Jembatan Perak Kabupaten Lumajang, Jawa Timur usai diterjang erupsi Gunung Semeru. [Suara.com/Bob Bimantara Leander]

SuaraMalang.id - Jembatan Perak di Kabupaten Lumajang terputus akibat erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021). Jembatan di kawasan yang terkenal berjuluk Piket Nol itu rencananya akan segera dibangun dengan konstruksi baru.

Berbagai persiapan mulai dimatangkan. Terkini, tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) mengambil contoh tanah hingga batuan keras pada titik terputusnya Jembatan Perak di Kecamatan Pronojiwo.

"Tim dari PUPR mengambil sampel tanah sampai batuan yang paling keras di kedalaman berapa. Hal itu nantinya sebagai pertimbangan untuk membuat rencana pembangunannya," kata Tenaga Ahli Bidang Kebencanaan Bupati Malang, Bagyo Setiono seperti diberitakan Antara, Kamis (9/12/2021).

Pengambilan sampel tanah di lokasi runtuhnya Jembatan Perak, dilakukan kurang lebih sepuluh meter dari ujung sisa jembatan. Pengambilan contoh tanah tersebut, dilakukan oleh kurang lebih sepuluh orang.

Baca Juga: Jembatan Perak Bakal Dibangun pada 2022

Bagyo menambahkan pengambilan contoh tanah tersebut akan dilakukan pada dua sisi, baik dari sisi yang berdekatan dengan wilayah Kabupaten Malang, dan sisi yang berada di wilayah Kabupaten Lumajang. Untuk saat ini, pengambilan contoh tanah dilakukan pada sisi yang bisa diakses dari wilayah Kabupaten Malang.

"Ini akan dilakukan pada dua titik, di sini dan di seberang sana," katanya.

Ia melanjutkan, masih belum diketahui bagaimana detil konstruksi bangunan jembatan baru yang menghubungkan antara wilayah Kabupaten Malang dengan Kabupaten Lumajang tersebut.

Namun, ada kemungkinan bahwa jembatan baru yang akan dibangun, posisinya lebih tinggi dari jembatan lama.

"Ini akan segera dibangun ulang, mungkin konstruksinya akan ditinggikan jembatannya. Ini merupakan reaksi cepat dari PUPR, dalam hal ini pihak balai besar jalan nasional," katanya.

Baca Juga: Penyebab Jembatan Perak Ambruk saat Erupsi Semeru, Begini Penjelasan PUPR

Sementara itu, Koordinator Tim Bor Balai Jalan Raya Jawa Timur, Mariyono menambahkan bahwa pengambilan sampel dilakukan dengan cara melakukan pengeboran kurang lebih sedalam 30 meter, termasuk mengecek kontur tanah dan batuan terkeras.

"Rencana kedalaman kurang lebih 30 meter, tapi itu akan dilanjutkan kalau belum bertemu dengan batuan terkeras," katanya.

Untuk pengambilan contoh tanah di sisi yang berada di Kabupaten Lumajang, lanjutnya, akan dilakukan oleh tim berbeda. Namun, pengambilan contoh tanah tersebur juga masih harus menunggu proses evakuasi jalan rusak yang terhempas aliran lahar.

"Untuk dari sisi Lumajang timnya berbeda. Namun masih menunggu proses evakuasi jalan, karena masih tertutup longsor," katanya.

Seperti diketahui, Jembatan Perak ambruk akibat keganasan erupsi Semeru, pada Sabtu (4/12/2021) lalu. Berdasar data terkini BNPB, korban jiwa akibat awan panas erupsi Semeru mencapai 43 korban meninggal.

Sumber: Antara

Load More