Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 02 Desember 2021 | 16:16 WIB
Joko Santoso didampingi istri Titik Handayani, warga Kota Malang yang sempat mengalami kebutaan setelah vaksinasi Covid-19 jenis AstraZeneca, Kamis (2/12/2021). [SuaraMalang.id/Bob Bimantara Leander]

SuaraMalang.id - Warga Kelurahan Arjowinangun, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Joko Santoso (38) sempat mengalami kebutaan. Hal itu diyakininya terjadi setelah menerima vaksinasi Covid-19 jenis Astrazeneca dosis pertama, pada Jumat (3/9/2021).

Ditemui di kediamannya, Joko menuturkan kala itu mengikuti vaksinasi yang digelar di balai RW setempat. Kondisinya pun sehat bugar sebelum menerima vaksin.

"Kondisi saya normal waktu screening dan kondisi sehat. Saya ikut vaksin di tempat Pak RW," ujarnya didampingi istri, Titik Handayani (33), Kamis (2/11/2021).

Setelah disuntuk vaksin, lanjut dia, awalnya merasa mual-mual, lalu muntah sebanyak dua kali.

Baca Juga: Pemkot Malang Dampingi Penyembuhan Warga Ngaku Buta Akibat Vaksin AstraZeneca

"Jam 11.00 siang itu habis pulang itu mual-mual muntah dua kali, saya telpon istei suruh minum vitamin C," kata dia.

Setelahnya, bapak dua anak itu merasa lebih sehat. Namun malam harinya, sekitar pukul 22.00 WIV, Joko merasakan penglihatannya kabur.

"Saya kira ngantuk biasa itu, akhirnya saya tidur," ujarnya.

Keesokan harinya, Joko yang bersiap berangkat bekerja sebagai kuli bangunan mendadak panik, lantaran tidak bisa melihat sama sekali alias buta.

"Eh kok hari Sabtunya sudah siap dan bekal sudah disiapkan, mau kerja gelap gulita saya kira malam," tutur dia.

Baca Juga: Viral Warga Ngaku Buta Setelah Divaksin AstraZeneca, Dinkes : Belum Bisa Dipastikan

Khawatir, istrinya langsung melapor ke ketua RW setempat.

"Langsung diantar Pak RW ke yang penanggungjawabnya RS Reva Husada, hari Sabtu dan langsung dikirim ke RSSA (Rumah Sakit Saiful Anwar) Kota Malang," ujarnya.

Namun, ternyata Poli Mata RSSA Kota Malang sedang tutup sehingga Joko belum mendapatkan penanganan medis.

Mulai Sabtu (4/9/2021) hingga Senin (6/11/2021), kondisi Joko yang mendadak buta belum tertangani secara medis.

"Senin gak bawa apa-apa  gak bawa rujukan kita langsung daftar pasien umum, karena biayanya saya suruh (istri saya) minta surat rujukan kembali ke pihak Puskesmas, Pak RW, dan Pak Lurah," kata dia.

Tak sampai sehari, surat rujukan pun jadi. Joko diperiksa oleh tenaga kesehatan dan hasilnya harus rawat inap di RSSA Kota Malang.

"Jadi akhirnya rawar inap selama 11 hari," ujar Joko.

Selama menjalani perawatan, kondisinya berangsur membaik.

"Buta totalnya selama tiga hari, pas rawat inap itu mulai membaik," ujarnya.

Kekinian dia pun mengaku matanya sudah pulih 75 persen. Dia sudah tidak lagi dituntun untuk berjalan.

"Dan sekarang kalau lihat itu sudah hitam putih aja kayak bayang-bayangnya dan sekarang sudah bisa momong anak," tutur dia.

Sementara itu, Lurah Arjowinangun, Andi Hamzah menjelaskan, dari sekian peserta vaksinasi pada Jumat (3/9/2021), hanya Joko yang mengalami Kejadian Ikut Paska Imunisasi (KIPI).

"Dari semuanya yang ikut itu hanya Pak Joko saja yang mengalami kejadian kurang beruntung ini," tutur dia.

Waktu mendapat laporan warganya mengalami kebutaan itu, dia pun sudah berkoordinasi dengan RT dan RW setempat agar biaya pengobatan gratis.

"Kami usulkan peserta BPJS langsung dan alhamdulilah tidak ada pengeluaran," tutupnya.

Kontributor : Bob Bimantara Leander

Load More