SuaraMalang.id - Kala musim penghujan tiba, tidur warga bantaran Sungai Brantas di Kota Malang dipastikan tak nyenyak, lantaran dihantui sosok bernama banjir bandang.
Pasca diterjang banjir bandang, Kamis (4/11/2021) lalu, sejumlah 390 warga di RT07 RW06 Kelurahan Klojen, Malang atau dikenal Kampung Putih itu telah kembali ke rumahnya masing-masing, Minggu (7/11/2021).
Meski telah kembali ke rumah, diakui warga setempat masih was-was. Takut banjir bandang susulan terjadi.
Salah satu warga setempat Soni Hariono (24) mengaku dilema meski telah pulang ke rumah dari pengungsian.
"Tapi saya juga lega karena bisa pulang lagi. Karena ya apa ya, lebih nyaman di rumah mas. Saya ya khawatir ninggal rumah lama," katanya ditemui di kediamannya yang berjarak beberapa meter dari Sungai Brantas.
Diakuinya, banjir Kamis sore lalu adalah banjir cukup parah seperti 2004 silam.
"Iya baru dua kali terjadi. Pertama 2004 kemarin. Persis gini langsung naik ke atas semua ke Senaputra (mengungsi)," kenangnya.
Meski dibayang-bayangi ketakutan banjir bandang susulan, Ia mengaku lebih meningkatkan kewaspadaan. Sebelum meninggalkan posko pengungsian, dirinya dan sejumlah warga lain dibekali antisipasi dini bencana oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang.
"Ya benar tadi sudah diajari ada kentongan. Kalau banjir tiba dari Batu atau sungai itu sudah evakuasi diri dari pintu ke (Eks) Senaputra itu," tuturnya.
Baca Juga: Info Terkini Banjir Bandang Kota Batu, BNPB: Nihil Pengungsi
Menanggapi adanya warga yang pulang dengan was-was itu, Kepala BPBD Kota Malang, Alie Mulyanto mengatakan keputusan tersebut sudah disetujui oleh pemangku kebijakan mulai Wali Kota Malang, hingga Camat Klojen.
"Jadi itu sudah kesepakatan karena sudah dirasa surut," kata dia.
Disinggung potensi banjir bandang susulan, BPBD hanya membekali warga bantaran Sungai Brantas dengan sistem komunikasi peringatan dini bencana.
"Iya tadi sudah dibekali semua nanti ada kentongan. Kami juga sudah ada tim jika Kota Batu hujan, air sudah menjadi keruh ada kentongan dua kali kentongan. Kalau air naik tiba-tiba kentongannya berkali-kali akan bunyi dan warga harus menyelamatkan diri melalui jalur evakuasi," bebernya.
Sementara itu, disinggung perihal relokasi lokasi hunian warga diakuinya masih sebatas rencana.
"Kan itu berkaitan dengan normalisasi dan naturalisasi. Jadi cost-nya cukup mahal harus dari berbagai pihak berembuk. Tapi jangka pendek yang bisa kami lakukan ya mitigasi bencana," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kronologi Kecelakaan Maut Toyota Hiace vs Truk di Tol Malang-Pandaan, 2 Orang Tewas dan 10 Luka!
-
Viral Kisah Guru Mengajar Satu Murid di SD Malang, Netizen Terenyuh: Sama-sama Hebat!
-
Libur Natal 2025, Penumpang Bandara Abdulrachman Saleh Malang Diprediksi Melonjak hingga 20 Persen
-
2 Ibu-ibu di Malang Tertimpa Pohon Beringin Tumbang Saat Cuci Baju, Seorang Tewas
-
Banjir Malang Dipicu Endapan Sampah hingga Bozem Meluap, Ini Penjelasan Wali Kota