SuaraMalang.id - Bed occupancy ratio (BOR) atau persentasi keterisian tempat tidur isolasi Covid-19 rumah sakit di Kabupaten Jember, Jawa Timur mulai melandai. Meski demikian, warga tetap dianjurkan disiplin protokol kesehatan (prokes) selama penerapan PPKM.
Persisnya, pada 10 Agustus 2021 mencapai 75.3 persen dari total 659 tempat tidur. Sebelumnya, BOR rumah sakit rujukan Covid-19 mencapai 100 persen. Sementara, tambahan jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 180 kasus baru, pada 10 Agustus 2021.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jember Alfi Yudisianto mengatakan, tambahan kasus dipicu tingginya tracing atau pelacakan covid19.
“Sebenarnya swab gratis sudah lama. Namun sebagian masyarakat baru tahu,” katanya mengutip dari beritajatim.com, Rabu (11/8/2021).
Ia menilai kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri terus meningkat agar mendapat penanganan cepat.
“Peningkatan temuan kasus ini belum tentu selaras dengan peningkatan BOR. Dulu kasusnya tersembunyi, sekarang bisa ditemukan, sehingga bisa dilakukan pencegahan penularan lebih lanjut,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, persentase BOR rumah sakit rujukan juga karena tidak semua kasus Virus Corona bergejala berat. Pasien bergejala ringan bisa melakukan isolasi mandiri (isoman) terpantau. Sedangkan penanganan d rumah sakit untuk kasus bergejala sedang dan berat.
Terlepas dari itu, masih kata Alfi, masyarakat harus terus waspada dengan disiplin prokes. Kemudian mamatuhi setiap aturan yang ditetapkan pemerintah, termasuk pembmerlakukan PPKM yang kembali diperpanjang.
“Faktor-faktor penyebab lonjakan kasus ini, kalau kita flashback ke belakang, selalu bertepatan dengan momentum liburan, momentum hari raya. Dua minggu setelah itu kita selalu mengalami lonjakan kasus. Ini pelajaran penting kepada kita agar kedepannya, pemerintah harus tetap konsisten menjaga agar momen-momen itu dikendalikan, seperti kemarin Idul Adha berhasil kita kendalikan,” katanya.
Baca Juga: Bayi Usia 7 Bulan di Kabupaten Kediri Terpapar Virus Corona
“Peran pemerintah tetap dibutuhkan, karena perilaku masyarakat sepertinya harus ada ketegasan dari pemerintah, baru mereka patuh. Kalau kita lengah lagi, masyarakat tetap mengadakan hajatan, membuat acara kerumunan,” kata Alfi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sahroni Ditemukan Tewas, Dikubur Bersama 4 Anggota Keluarganya di Halaman Belakang Rumah
- Hanya Main 8 Menit di Utrecht, Miliano Jonathans Batal Ambil Sumpah WNI
- Jam Tangan Rp11,7 M Ahmad Sahroni Dikembalikan, Ibu Penjarah: Saya Juga Bingung Cara Pakainya
- Netizen Berbalik Kasihan ke Uya Kuya, Video Joget Kegirangan Gaji Rp 3 Juta Sehari Ternyata Editan
- Pastikan Gelar Demo 2 September 2025, BEM SI Bawa 11 Tunturan 'Indonesia Cemas', Ini Isinya
Pilihan
-
Lupakan Merek Impor? 7 Sepatu Lari Lokal Ini Kualitasnya Bikin Kaget
-
Buang Peluang! Timnas Indonesia U-23 Ditahan Laos
-
Dulu Dicibir Soal Demo, Sekarang Cinta Laura Jadi 'Suara Hati' Netizen
-
Kick Off Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Timnas Indonesia U-23 vs Laos
-
Karier Berliku Adrian Wibowo: Dari Galang Dana Rp39 Juta Hingga Dipanggil Timnas Indonesia
Terkini
-
Transformasi Digital BRI Perkuat Dana Murah dan Dorong Profitabilitas
-
BRI Wujudkan Pemberdayaan UMKM, Pecel Ndoweh Tembus Pasar Kalimantan dan Sulawesi
-
BRI Tunjuk Dhanny Sebagai Corsec, Andalkan Pengalaman Global Termasuk dari Singapura
-
KUR BRI 2025: Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Klaster dan Digitalisasi
-
Rahasia BRImo Jadi Primadona: Inovasi, Keamanan & Kenyamanan di Genggaman