Scroll untuk membaca artikel
Bimo Aria Fundrika
Senin, 25 Januari 2021 | 19:10 WIB
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Shutterstock)

SuaraMalang.id - Penyakit Covid-19 seringkali sulit untuk dikenali karena gejala yang muncul sangat beragam. Beberapa mengalami kasus yang buruk, sementara yang lain merasa baik-baik saja. 

Situasi ini yang membuat Covid-19 menjadi lebih mudah menular karena gejalanya juga kerap tidak muncul. Tapi sebenarnya ada tiga gejala Covid-19 yang paling sering muncul. 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, tiga gejala berikut adalah di antara gejala Covid yang paling sering dilaporkan seperti dilansir dari Express Co.id

Dispnea

Baca Juga: Kasus Covid-19 Turun, Pemberlakuan Jam Malam di Makassar Diperpanjang

Dispnea adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sesak napas atau sulit atau sulit bernapas.

Ilustrasi gejala Covid-19. [Shutterstock]

Penelitian kecil telah menemukan temuan paru-paru yang persisten seperti fibrosis (suatu bentuk jaringan parut paru-paru) sebagai penyebab potensial gejala ini.

Sebuah studi yang diterbitkan di Lancet terhadap 55 pasien nonkritis yang pulih menemukan lebih dari 60 persen pasien memiliki gejala persisten tiga bulan setelah keluar, sementara lebih dari 70 persen memiliki temuan abnormal pada CT scan paru-paru mereka.

Seperempat mengalami penurunan fungsi paru-paru yang dapat dibuktikan.

Arthralgia

Baca Juga: Gagal Laporkan Bawahannya, Sekprov Sulsel: Selesai di Dalam

Ilustrasi gejala Covid-19

Arthralgia, kata lain untuk nyeri sendi, juga dikaitkan dengan Covid. Studi lain di Lancet mengatakan: "Wabah COVID-19 saat ini, yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-1), ditandai dengan tanda dan gejala klinis seperti pneumonia interstisial, kelelahan dan sakit kepala."

Namun ia menambahkan: "Arthralgia adalah salah satu gejala yang terjadi pada pasien dengan COVID-19, dan terjadi pada 14,9 persen kasus."

Mialgia

Mialgia mengacu pada nyeri pada otot atau tendon. Ini sering kali terjadi bersamaan dengan gejala lain.

“Secara umum, virus corona, seperti virus lainnya, dapat menyebabkan peradangan pada jaringan otot,” jelas Amir Barzin, komandan kejadian di Pusat Diagnostik Pernafasan di Pusat Kesehatan UNC.

Dr Barzin menjelaskan, nyeri otot akibat infeksi virus disebabkan oleh kerusakan serat otot akibat virus itu sendiri.

Virus juga memicu respons peradangan di dalam tubuh melalui sitokin inflamasi yang pada dasarnya memberi sinyal pada sistem kekebalan untuk bekerja, dan ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang tidak normal.

Load More