Menjaga Pasokan Bahan Baku MBG, Masyarakat Wajib Dilibatkan!

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menunjukkan dampak luas, mulai dari peningkatan kebutuhan pangan hingga penguatan ekonomi lokal.

Riki Chandra
Rabu, 03 Desember 2025 | 20:40 WIB
Menjaga Pasokan Bahan Baku MBG, Masyarakat Wajib Dilibatkan!
Siswa menunjukan menu Makan Bergizi Gratis (MBG). [Suara.com/Alfian Winanto]
Baca 10 detik
  •  Pelibatan masyarakat jaga pasokan pangan Program MBG berkelanjutan nasional.

  • UMKM lokal dapat peluang besar jadi pemasok dapur MBG.

  • Program MBG dorong ekonomi daerah dan serap tenaga kerja.

SuaraMalang.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menunjukkan dampak luas, mulai dari peningkatan kebutuhan pangan hingga penguatan ekonomi lokal.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Sony Sonjaya menegaskan bahwa pelibatan seluruh lapisan masyarakat menjadi kunci utama dalam menjaga keberlanjutan pasokan bahan baku Program Makan Bergizi Gratis (MBG) seiring bertambahnya jumlah Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi (SPPG).

“Pelibatan masyarakat akan membantu pasokan bahan baku, seiring meningkatnya jumlah SPPG (Satuan Pelaksana Pelayanan Gizi),” kata Sony Sonjaya saat membuka forum lintas sektor “Penguatan Peran Serta Masyarakat dalam Program MBG Melalui Supply Rantai Pasok Lintas Sektor” di Serpong, Banten, beberapa waktu lalu.

Sony memaparkan, saat ini lebih dari 15 ribu dapur BGN telah berdiri di berbagai daerah. Kondisi tersebut membuat permintaan komoditas pangan seperti sayur, telur, dan buah meningkat tajam.

Dalam konteks Program Makan Bergizi Gratis (MBG), lonjakan permintaan di sejumlah wilayah bahkan mulai memicu kelangkaan barang dan kenaikan harga.

Untuk mengantisipasi hal itu, Sony mendorong keterlibatan aktif masyarakat melalui kegiatan bercocok tanam dan beternak di lingkungan rumah. Menurutnya, langkah ini mampu memperkuat ketahanan pasokan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar tidak bergantung pada rantai distribusi panjang.

“Urban farming atau bercocok tanam di halaman rumah bisa menjadi bagian dari solusi, agar daerah tidak terlalu bergantung pada rantai distribusi yang panjang,” ujar perwira tinggi polisi bintang dua tersebut di hadapan relawan SPPG, pelaku UMKM, perangkat wilayah, serta dinas teknis.

Sony menambahkan, efektivitas pelibatan masyarakat akan meningkat jika dikoordinasikan oleh pemerintah daerah.

“Pemda dapat mengoordinasikan produksi sesuai potensi desa. Misalnya satu desa fokus menanam wortel, desa lain menanam pisang, dan desa berikutnya beternak ayam petelur atau pedaging. Dengan pola seperti ini, daerah memiliki penyangga bahan baku untuk memenuhi kebutuhan dapur MBG yang terus meningkat,” ujarnya.

Forum lintas sektor ini disambut antusias hampir 200 pelaku UMKM. Ketua DPC HIPMIKIMDO Kota Serang, Rini Damayanti, menilai kegiatan tersebut membuka peluang besar bagi pelaku usaha kecil.

“Sebagai pengusaha UMKM, kegiatan ini adalah kesempatan yang sangat besar dan berharga bagi kami untuk menaikkan level UMKM (semakin dihargai),” ujarnya.

Rini juga mengungkapkan rencananya menyiapkan proposal kerja sama dengan sejumlah dapur MBG di Banten.

“Kami sangat berminat menjadi supplier dapur MBG karena dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan kapasitas produksi kami sehingga memperbaiki taraf hidup,” kata dia.

Juru bicara BGN Dian Fatwa menegaskan, forum lintas sektor merupakan fondasi awal penguatan rantai pasok pangan berbasis lokal.

“Forum ini menegaskan perlunya kolaborasi erat antara masyarakat, pelaku UMKM, dan pemerintah daerah guna memastikan keberlanjutan pasokan pangan bergizi dalam Program MBG,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak