Pikun, Lansia di Lumajang Pamit BAB di Sungai, Ditemukan Tewas

Korban yang diketahui memiliki gejala pikun sempat berpamitan kepada keluarga untuk buang air besar di sungai sebelum hilang.

Bernadette Sariyem
Senin, 16 Desember 2024 | 13:18 WIB
Pikun, Lansia di Lumajang Pamit BAB di Sungai, Ditemukan Tewas
Ilustrasi penemuan mayat.

SuaraMalang.id - Dalam dua hari terakhir, jumlah korban lansia yang tewas akibat terseret arus di Kabupaten Lumajang terus bertambah.

Tiga lansia ditemukan meninggal dunia di aliran sungai di beberapa desa, yakni Sunarya dari Desa Yosowilangun Kidul, Kecamatan Yosowilangun; Musidi dari Desa Sidorejo, Kecamatan Rowokangkung; dan Mistir dari Desa Bondoyudo, Kecamatan Sukodono.

Korban bernama Mistir

Kapolsek Sukodono, AKP Ernowo, menjelaskan bahwa Mistir ditemukan meninggal dunia di aliran Sungai Bondoyudo dekat kediamannya pada Sabtu (14/12) sekitar pukul 15.00 WIB.

Baca Juga:Geger! Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Sungai Brantas Malang

Korban yang diketahui memiliki gejala pikun sempat berpamitan kepada keluarga untuk buang air besar di sungai sebelum hilang.

“Korban ini sudah lansia, sering pergi ke sungai. Sebelum hilang, ia pamit kepada keluarga untuk buang air besar. Nahas, korban ditemukan meninggal dunia di sungai,” ungkap AKP Ernowo, Senin (16/12/2024).

Korban Sunarya

Korban Sunarya ditemukan meninggal dunia pada Minggu (15/12) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB oleh warga Desa Yosowilangun Kidul. Sebelumnya, korban diduga sengaja melompat ke aliran sungai deras untuk bunuh diri.

“Korban Sunarya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar jam tiga pagi oleh warga,” kata Kapolsek Yosowilangun, AKP Samsul Hadi.

Baca Juga:Geger! Mayat Misterius Mengapung di Sungai Brantas Malang, Polisi Buru Identitas

Korban Musidi

Korban ketiga, Musidi, ditemukan di Muara Pancer Sungai Bondoyudo di Desa Wotgalih pada Minggu pukul 12.30 WIB.

Kapolsek Rowokangkung, Iptu Murjito, menjelaskan bahwa jenazah korban telah diserahkan kepada keluarga yang menerima insiden ini sebagai musibah.

“Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, dan pihak keluarga menolak dilakukan autopsi,” ungkap Iptu Murjito.

Peringatan kepada Masyarakat

Musibah ini menjadi pengingat bagi warga Lumajang, khususnya yang tinggal di dekat sungai, untuk meningkatkan kewaspadaan.

Musim penghujan yang menyebabkan debit air meningkat dapat menjadi ancaman, terutama bagi lansia yang sering beraktivitas di sekitar sungai.

Pihak kepolisian juga mengimbau agar masyarakat melaporkan segera jika ada anggota keluarga yang hilang atau berpotensi mengalami bahaya saat berada di sungai.

Dengan koordinasi yang cepat, diharapkan kejadian serupa dapat diminimalkan di masa mendatang.

Kontributor : Elizabeth Yati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini