SuaraMalang.id - Banjir besar melanda Kabupaten Ponorogo pada Minggu pagi (15/12), akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama berjam-jam.
Situasi diperparah dengan jebolnya beberapa tanggul di wilayah Kelurahan Paju, Kecamatan Ponorogo Kota, dan Kecamatan Jetis, yang mengakibatkan meluasnya genangan air hingga memutus jalur transportasi utama.
Jalur provinsi yang menghubungkan Ponorogo dengan Trenggalek dan Pacitan lumpuh total akibat banjir.
“Sementara dari Pacitan ke Ponorogo atau sebaliknya, juga dari Trenggalek ke Ponorogo, tidak bisa dilewati,” ungkap Hadi Sunyoto, anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo.
Baca Juga:Viral! Gudang Kosong di Ponorogo Digrebek, Jadi Markas ABG Pencuri Sparepart Motor
Wilayah dan Dampak Banjir
Menurut Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, sebanyak tujuh kecamatan terendam banjir, yaitu Kecamatan Sawoo, Sambit, Jetis, Ponorogo Kota, Siman, Balong, dan Mlarak.
Tanggul yang jebol di Desa Grogol, Kecamatan Sawoo, menjadi salah satu penyebab utama bencana ini.
Air meluap ke beberapa desa di sekitarnya, termasuk Maguwan di Kecamatan Sambit, hingga mengalir ke Desa Josari, Jetis, Mojorejo, dan Turi.
“Ketinggian air mencapai 50 hingga 150 cm di beberapa titik. Saat ini, fokus utama adalah mengevakuasi warga yang terjebak di rumah,” kata Sugiri, yang akrab disapa Kang Giri.
Baca Juga:Main Balon Udara Bisa Berujung Kematian, Kisah Pilu Ilham Jadi Bukti!
Pemukiman Terdampak dan Evakuasi
Kondisi terparah terjadi di Kelurahan Kepatihan, Pekunden, dan Brotonegaran, yang terkena dampak langsung dari tanggul jebol.
Air mulai memasuki pemukiman warga sekitar pukul 01.00 WIB, dengan cepat menggenangi rumah dan fasilitas umum.
Tim BPBD dan relawan terus melakukan evakuasi warga yang terjebak, sementara konsentrasi utama diarahkan ke penyelamatan dan distribusi bantuan darurat.
Beberapa jalan protokol seperti Jalan Poncowolo dan Anjani di Ponorogo Kota juga terendam banjir dengan ketinggian air yang cukup signifikan.
Tanggapan Pemerintah dan Langkah Penanganan
Bupati Sugiri mengakui bahwa bencana ini tidak dapat diprediksi meskipun tanda-tanda hujan deras sudah terlihat sebelumnya.
“Beberapa jam sebelum kejadian, hujan tidak reda, dan akhirnya tanggul jebol. Saat ini kami berupaya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan warga dan mengatasi dampak banjir,” jelasnya.
BPBD Ponorogo telah mengerahkan personel dan logistik untuk membantu warga terdampak.
Pihak berwenang juga mendirikan posko darurat di lokasi strategis untuk memastikan warga mendapatkan bantuan medis dan kebutuhan pokok.
Imbauan untuk Warga
Kang Giri mengimbau masyarakat untuk tetap waspada mengingat curah hujan yang tinggi masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
“Kami meminta warga yang tinggal di daerah rawan banjir untuk segera melapor jika situasi semakin memburuk, dan kami akan terus memantau perkembangan situasi,” tutupnya.
Banjir di Ponorogo ini menjadi peringatan penting akan perlunya penanganan infrastruktur yang lebih baik, terutama tanggul di daerah rawan bencana, untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Kontributor : Elizabeth Yati