SuaraMalang.id - Kebakaran hebat melanda gudang penimbunan telur di Desa Plerean, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Senin (9/12/2024) dini hari.
Gudang milik pengusaha Markus Setia Budi itu mulai terbakar pada Minggu (8/12) sekitar pukul 17.15 WIB, menyebabkan kerugian material hingga Rp 4 miliar.
Asap hitam pekat terlihat membubung tinggi di udara wilayah Jember Utara saat api dengan cepat melahap seluruh isi gudang.
Personel pemadam kebakaran (Damkar) tiba di lokasi sekitar pukul 18.20 WIB untuk memadamkan kobaran api, namun kesulitan karena besarnya intensitas api.
Baca Juga:Nahas, SMK Muhammadiyah Malang Rugi Rp35 Juta Akibat Kebakaran
Pemadaman Hingga Tengah Malam
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Jember, Bambang Saputro, menyebutkan bahwa pemadaman berlangsung hingga tengah malam. Dua regu Damkar, masing-masing dari Mako Jember Kota dan Kalisat, diterjunkan ke lokasi.
"Pada pukul 00.30 WIB, Tim Damkar berhasil melakukan pemetaan dan pemadaman dilanjutkan pendinginan. Proses pemadaman berlangsung dengan aman dan terkendali," ujar Bambang melalui keterangan tertulis.
Kerugian Mencapai Rp 4 Miliar
Tidak ada korban jiwa atau luka dalam kejadian tersebut. Namun, kerugian material yang dialami pengusaha pemilik gudang diperkirakan mencapai Rp 4 miliar. Seluruh isi gudang, termasuk tumpukan telur, ludes dilahap si jago merah.
Baca Juga:Tanam Sabu di Tanah, Pengedar Narkoba di Jember Dibekuk Polisi Berkat Laporan Warga
"Kobaran api sudah terlanjur besar dan melahap seluruh isi gudang. Kerugian harta diperkirakan kurang lebih mencapai Rp 4 miliar," jelas Bambang.
Penyebab Kebakaran Masih Diselidiki
Hingga berita ini diturunkan, penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan. Kejadian ini menjadi peringatan penting bagi pemilik gudang untuk memperhatikan sistem keamanan, terutama dalam penanganan bahan yang mudah terbakar.
Kejadian ini menjadi salah satu kebakaran besar di wilayah Jember pada tahun 2024. Pemerintah Kabupaten Jember mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi kebakaran, terutama di musim penghujan yang sering disertai dengan angin kencang.
Kontributor : Elizabeth Yati