SuaraMalang.id - Fenomena aliran air berwarna merah darah dari sumber air Kedung di Kampung Telon, Dusun Krajan, Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, masih menjadi misteri.
Meski kini air sudah kembali jernih, warga tetap bertanya-tanya tentang penyebab sebenarnya dari peristiwa ini.
Kepala Desa Kidal, Ahmad Taufik, mengungkapkan bahwa hingga saat ini belum ada kepastian mengenai penyebab air berubah warna merah.
“Kami juga tidak mau menduga-duga penyebabnya, terlebih mengaitkannya dengan hal mistis,” ungkap Taufik, Selasa (9/7/2024).
Baca Juga:Heboh! Air di Kidal Berubah Warna Darah Jelang 1 Suro
Fenomena ini sempat menghebohkan warga, banyak yang datang untuk melihat langsung dan mencari tahu sebabnya.
Ada berbagai spekulasi yang muncul di kalangan warga, seperti kemungkinan air berubah warna karena rendaman air jagung atau zat pewarna.
“Ada yang menduga air merah ini karena rendaman air jagung yang sengaja dibuang di sana. Ada juga warga yang menduga dari zat pewarna dan banyak lagi. Tapi kami belum tahu penyebab aslinya apa,” tambah Taufik.
Beberapa warga bahkan mengambil batu dari aliran air tersebut, yang diduga menjadi penyebab warna merah.
“Itu ada videonya. Sekarang batunya dibawa warga. Tapi apakah betul dari batu itu, kami juga tidak paham,” kata Taufik.
Baca Juga:Sanusi Siap Berlaga di Pilkada Malang 2024, Tunggu Restu Megawati dan Pendamping Misterius
Yudianto, warga Kampung Telon yang pertama kali mengetahui air berwarna merah dan menyebarkan videonya, juga mengatakan bahwa banyak warga yang penasaran dan mencoba mencari tahu penyebabnya. Ada yang menduga warna merah diciptakan oleh batu dalam kedung.
“Waktu banyak orang datang, mereka pun mencari tahu sebabnya. Ada yang menyebutkan warna merah diciptakan oleh batu yang ada dalam kedung. Malam itu batunya sudah diambil oleh warga Dusun Baran, Desa Kidal,” ujar Yudianto.
Namun, Yudianto juga enggan berspekulasi apakah benar batu tersebut yang menyebabkan air berwarna merah. Ia mengakui mendapatkan video lain yang menunjukkan batu tersebut dicelupkan ke air dan mengeluarkan cairan merah, tetapi proses mencelupkan atau merendam batu tidak terlihat dalam video tersebut.
Sementara itu, Camat Tumpang, Drs Nandang Djumantara, menyatakan bahwa pihaknya masih belum mengetahui penyebab pasti dari fenomena air merah ini.
“Saya konfirmasi kepada kepala desa dan ke sumbernya langsung. Mereka tidak tahu sebabnya,” ucap Nandang.
Nandang menambahkan bahwa fenomena ini tidak mempengaruhi ekosistem di aliran sumber air kedung, karena ikannya tetap hidup dan tidak ada bekas warna merah di dinding aliran air.
“Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sudah datang ke lokasi untuk mengambil sampel air. Kami menunggu hasilnya,” tambahnya.
Nandang meminta warga tetap tenang dan tidak resah, serta tidak mengaitkan fenomena ini dengan hal-hal mistis atau negatif.
“Kami minta warga mengambil hikmah dari kejadian ini, selalu bersyukur dan terus berdoa untuk kebaikan,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, fenomena air merah di Desa Kidal ini terjadi menjelang 1 Suro atau 1 Muharram, dan sempat viral di media sosial.
Kontributor : Elizabeth Yati