Lathifah Siap Maju, PKB Kembali Berharapan dengan PDIP di Pilbup Malang?

Mantan Wakil Seketaris Dewan Syuro DPW PKB Jawa Timur, Lathifah Shohib menyatakan siap maju sebagai Bakal Calon Bupati di Pilbup Malang 2024.

Baehaqi Almutoif
Rabu, 15 Mei 2024 | 14:51 WIB
Lathifah Siap Maju, PKB Kembali Berharapan dengan PDIP di Pilbup Malang?
Nyai Lathifah Shohib (dpr.go.id)

SuaraMalang.id - Mantan Wakil Seketaris Dewan Syuro DPW PKB Jawa Timur, Lathifah Shohib menyatakan siap maju sebagai Bakal Calon Bupati di Pilbup Malang 2024. 

Lathifah yang merupakan cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Bisri Syansuri santer dikabarkan kembali akan bertarung di Pilkada Kabupaten Malang. 

Dia menyatakan siap melaksanakan amanat Ketum PKB Muhaimin Iskandar untuk kembali maju dalam Pilbup Malang.

“Saya siap menerima penugasan dari partai, Mengingat PKB menjadi partai nomor dua terbanyak di Kabupaten Malang. Oleh karena itu targetnya adalah merebut kepala Daerah Bupati Kabupaten Malang,” ujarnya dikutip dari BeritaJatim--jaringan Suara.com, Rabu (15/5/2024). 

Baca Juga:Ngeri! Modus Perampas HP di Malang, Pelaku Justru Teriaki Korban Maling

Apabila Lathifah kembali maju, ini artinya yang kedua. Politikus PKB itu pada Pilkada 2020 maju sebagai calon bupati penantang jagoan PDIP, HM Sanusi. 

Perolehan suara Lathifah kala itu cukup mengimbangi Sanusi, dengan hanya selisihnya 3 persen. 

Sementara itu terkait koalisi, Lathifah menyampaikan besar kemungkinan akan terjadi dengan Partai Gerindra dan NasDem. “Planning koalisi Gerindra prioritas. Namun kami juga sudah menjalin komunikasi dengan NasDem,” katanya. 

Kendati demikian, dia memastikan tidak menutup kemungkinan untuk menjalin komunikasi dengan partai politik lain. Lathifah menyampaikan, situasinya masih sangat dinamis. 

“Secara realita kursi PKB lebih besar, jadi posisi N1 cukup realistis. Namun kita tetap merangkul semua,” tuturnya.

Baca Juga:Kronologi Mobil Masuk Jurang di Jalur Bromo, Rombongan Pulang Kondangan dari Lumajang

Lathifah menegaskan timnya telah melakukan evaluasi terhadap Pilkada 2020. Kekalahan tipis 3 persen ketika itu, terindikasi adanya kecurangan.

“Ada indikasi kecurangan, dimana kami kalah sekitar tiga persen suara. Sementara suara rusak lima persen. Suara rusak ini lebih besar daripada kekalahan. Termasuk penyebabnya Abuse of Power,” kata Lathifah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini