SuaraMalang.id - Di pojokan pertokoan Jalan Merdeka Timur, seberang Alun-Alun Merdeka Malang, terdapat warung sederhana yang ramai dikunjungi oleh para pecinta kuliner.
Warung tersebut adalah Tahu Telur Cak Srupin, sebuah tempat makan yang sudah menjadi ikon kuliner sejak tahun 1988 dan selalu berhasil menarik antrean pengunjung yang ingin menikmati sajian tahu telurnya yang legendaris.
Warung ini, yang sekarang dikelola oleh kelima putra Cak Srupin, terus berupaya mempertahankan kualitas masakan yang identik dengan warisan almarhum ayah mereka.
Sebagai salah satu daya tarik utama, warung ini mampu menghabiskan sekitar 40 tampah tahu setiap hari untuk menyajikan berbagai menu, termasuk tahu telur dan tahu bumbu.
Baca Juga:Kedai Kopi Berkat Terang Jaya di Malang, Serasa Kembali ke Era 1970an
Nasi atau lontong, yang diproduksi langsung oleh warung, dapat dipilih sebagai pendamping, dengan konsistensi kualitas yang terjaga.
Salah satu keunikan warung ini adalah bumbu kacang istimewa yang disiramkan di atas nasi atau lontong, dengan tingkat kepedasan yang bisa disesuaikan sesuai selera pelanggan.
Tak kalah menarik, para karyawan di warung ini terkenal dengan kemampuan menghafal pesanan tanpa perlu mencatat, layaknya adegan dalam film "5cm" yang diperankan oleh Raline Shah.
Harga seporsi nasi tahu telur di warung ini dibanderol seharga Rp12.000,00, sementara tahu lontong dan tahu bumbu dijual dengan harga Rp9.000,00.
Warung Tahu Telur Cak Srupin juga menerima pesanan khusus dalam jumlah besar untuk berbagai acara, seperti pesta, syukuran, dan rapat.
Baca Juga:Jelajah Kuliner dan Keindahan Jalan Tidar Malang, Surga Kafe dan Kedai untuk Mahasiswa
Buka setiap hari mulai dari pukul 10.00 WIB, warung ini biasanya akan kehabisan dagangan sekitar pukul 14.00 WIB, dan paling lambat tutup sekitar jam 15.00 WIB.
Namun, selama bulan puasa, mereka buka hingga malam hari. Warung ini buka hampir setiap hari, termasuk hari Minggu dan hari libur, menarik perhatian pelanggan dari luar kota dan wisatawan yang berkunjung ke Alun-Alun Merdeka Malang.
Kontributor : Elizabeth Yati