SuaraMalang.id - Banjir lahar dingin menerjang wilayah lereng Gunung Semeru, Jumat (7/67/2023). Sejumlah jembatan yang menjadi akses Malang menuju ke Lumajang terputus.
Warga Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang harus berjalan memutar melewati sungai yang curam jika ingin ke Malang.
Haryati (54) salah satunya. Warga Dusun Besuk Cupit, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang itu bersama dengan suami dan anaknya nekat menyebrangi Sungai Glidik 1 untuk bisa sampai ke Malang.
Padahal, aliran sungai cukup deras. Namun, dia tidak punya pilihan lagi selain melakukannya.
Baca Juga:Detik-Detik Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru Terjang Jembatan 150 Meter Hingga Putus
“Sempat takut juga, tapi gak ada jalan lagi. Terpaksa kita lewat sungai,” ujarnya dikutip dari Beritajatim.com, Sabtu (8/7/2023).
Dia harus berjalan kaki sejauh 25 kilometer dari rumahnya untuk bisa melewati Sungai Glidik dan sampai di Malang.
“Kami mau ke Malang. Sudah tidak ada jalan lagi, terpaksa kita susuri sungai dengan berjalan kaki. Alhamdulillah selamat, nanti setelah ini dijemput anak saya pakai mobil,” tuturnya.
Jembatan Glidik termasuk yang putus diterjang banjir lahar dingin pada Jumat siang. Padahal, jembatan tersebut memiliki peran penting untuk menyambungkan dua wilayah.
“Ya semoga segera diperbaiki. Karena warga kami di Pronojiwo sudah tidak bisa kemana mana lagi. Ke Malang harus lewat sebrang sungai. Kalau ke Lumajang ada longsor di Piket Nol. Kami sekeluarga dan warga tidak bisa keluar rumah,” katanya.
Baca Juga:Desa di Kabupaten Malang Dikepung Banjir, Warganya Nyaris Terisolir
Warga setempat pun membuat jembatan kecil dari kayu untuk akses sementara.