SuaraMalang.id - Satu pasien kasus leptospirosis atau penyakit kencing tikus ditemukan di Kota Batu Jawa Timur ( Jatim ). Satu kasus ini muncul sejak Januari hingga November 2022.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu drg Kartika Trisulandari. Meskipun begitu, menurut dia kasus tersebut telah tertangani dengan baik dan dinyatakan sembuh.
Ia melanjutkan, penyakit kencing tikus disebabkan oleh adanya bakteri leptospira yang bisa disebarkan melalui urine serta darah hewan yang terinfeksi.
Selain itu, penyakit tersebut juga menyebar melalui air atau tanah yang sudah terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi. "Benar ada temuan satu kasus, saat ini sudah sembuh," kata Kartika dikutip dari ANTARA, Jumat (18/11/2022).
Baca Juga:Mulai ISPA Sampai Leptospirosis, Ini Berbagai Macam Penyakit di Musim Hujan
Menurutnya, sejumlah hewan yang bisa menjadi perantara untuk menularkan penyakit tersebut adalah tikus, sapi, babi dan anjing. Seseorang bisa tertular penyakit tersebut jika terkena urine dari hewan yang sakit.
"Seseorang bisa tertular jika terkena urine, air, bahkan tanah yang terkontaminasi bakteri leptospira," ujarnya.
Ia menambahkan, penyakit tersebut memang memiliki tingkat penularan yang cepat. Namun, dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya pada lingkungan sekitar, penularan penyakit tersebut bisa dicegah.
"Ketika melakukan aktivitas di genangan air, menggunakan pelindung. Kemudian juga rutin menjaga lingkungan agar tetap bersih," kata Kartika Trisulandari.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, gejala penyakit lepstospirosis antara lain adalah demam mendadak, lemah, mata merah, kekuningan pada kulit, sakit kepala dan nyeri otot betis.
Baca Juga:Leptospirosis Penyakit dari Urine Tikus: Ini Penyebab, Gejala dan Cara Mengobatinya
Penyakit leptospirosis ditularkan melalui kencing tikus berupa bakteri yang masuk melalui kulit lecet, atau selaput lendir pada saat terjadi kontak dengan air genangan, yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut.