Soroti Dampak Perang Rusia-Ukraina, Menhan Prabowo Ingatkan Indonesia Waspadai Krisis Global 2023

Menurutnya, perang antara Rusia-Ukraina mengakibatkan harga BBM naik.

Eleonora PEW
Kamis, 27 Oktober 2022 | 19:14 WIB
Soroti Dampak Perang Rusia-Ukraina, Menhan Prabowo Ingatkan Indonesia Waspadai Krisis Global 2023
Prabowo Subianto (Suara.com/Alfian Winanto)

SuaraMalang.id - Menghadapi kemungkinan krisis global di tahun 2023, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengingatkan agar Indonesia waspada.

"Kita sudah harus waspada. Semua pihak dari banyak negara memperkirakan tahun yang akan datang adalah tahun yang berat. Saya sudah ingatkan, kita tidak boleh lengah, dalam arti dulu kan ada pendapat bahwa sekian puluh tahun tidak akan ada ancaman perang, ternyata perang di Ukraina memberikan dampak global," kata Prabowo kepada wartawan di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis.

Menurutnya, perang antara Rusia-Ukraina mengakibatkan harga BBM naik, energi naik, sehingga mengakibatkan harga pangan juga naik.

"Belum lagi Ukraina dan Rusia penghasil gandum terbesar di dunia. Kalau tidak salah Rusia dan Ukraina itu menghasilkan 20 hingga 30 persen gandum dunia. Kalau 25-30 persen ini tidak tersedia di pasar dunia, harga pasti naik. Itu sederhana saja," paparnya.

Baca Juga:Prabowo Minta Masyarakat Indonesia Waspada Potensi Krisis Global 2023

Rusia yang merupakan negara penghasil energi, gas dan minyak bumi terbesar seolah dikucilkan sehingga harga BBM naik. Rusia juga salah satu negara penghasil potas terbesar di dunia. Potas ini salah satu bahan baku untuk membuat pupuk.

"Ini bisa mendorong harga pupuk naik. Jadi, ini harus kita waspadai. Ini yang masalah energi krisis. Tentunya, untuk hadapi krisis kita harus antisipasi. Jadi, tentunya setiap negara meningkatkan kewaspadaannya," kata Prabowo.

Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan skenario untuk mengantisipasi imbas dari krisis global di tahun 2023.

"Intinya, tahun depan juga pemerintah sudah siapkan skenario-skenario," kata Moeldoko dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (21/10).

Moeldoko menyampaikan langkah-langkah pemerintah tidak berubah untuk menghadapi krisis pada 2023. Sebagaimana sering dikatakan Presiden Joko Widodo, bangsa Indonesia boleh optimistis, namun tetap harus waspada.

Baca Juga:Menhan Prabowo: Indonesia Komitmen Terus Dukung Kemerdekaan Palestina

"Maknanya apa? Bahwa dalam situasi krisis saat ini, Presiden tetap konsentrasi pada pembangunan yang on the track, tetap fokus, tetap dalam RPJMN yang sudah ditetapkan; tetapi dalam praktiknya tetap ada ruang dinamis," jelasnya.

Moeldoko juga meminta masyarakat tidak khawatir dengan tekanan ekonomi global yang sedang berlangsung. Ia mencontohkan saat mengatasi pandemi COVID-19, pemerintah melakukan beberapa refocusing anggaran.

Maka, menurutnya, apabila pada tahun 2023 peperangan masih berlangsung dan harga minyak kembali naik, Indonesia sudah memiliki kesiapan menghadapi itu.

"Tekanan pandemi COVID-19 terhadap perekonomian kita dalam dua tahun terakhir, jika ditotalkan, lebih dari Rp1.000 triliun dianggarkan untuk itu. Nilainya sama dengan membangun dua ibu kota negara, tetapi kita siap dengan kebijakan refocusing anggaran," kata Moeldoko.

Ia mengatakan, sejauh ini pandemi COVID-19 dan krisis geopolitik telah membawa tiga ancaman besar: krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan global.

Moeldoko menekankan, langkah-langkah pemerintah sudah sangat jitu dalam menghindari ketiga krisis itu. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini