Dari Banyuwangi hingga Surabaya, 105 Penyandang Disabilitas Buat Mensos Risma Takjub Usai Hibur Delegasi Asing

Nadia (16), penyandang disabilitas tuli dari Kampung Inklusi Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan salah satu penari yang menampilkan Tari Gandrung Kipas.

Eleonora PEW
Sabtu, 22 Oktober 2022 | 13:36 WIB
Dari Banyuwangi hingga Surabaya, 105 Penyandang Disabilitas Buat Mensos Risma Takjub Usai Hibur Delegasi Asing
Menteri Sosial Tri Rismaharini menari bersama penyandang disabilitas yang tampil membawakan tari Reog di hadapan delegasi negara peserta tinjauan akhir implementasi dasawarsa penyandang disabilitas di Asia-Pasifik di Kantor Kementerian Sosial, Jakarta, Kamis (20/10/2022). (Antara/HO-Kemensos)

SuaraMalang.id - Sebanyak 105 penyandang disabilitas tampil menghibur delegasi asing dari 64 negara yang mengikuti tinjauan akhir implementasi dasawarsa penyandang disabilitas di Asia-Pasifik pada acara gala dinner Kementerian Sosial. Penampilan mereka pun mendapat apresiasi dari Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Mensos Risma takjub dan tidak mengira ratusan penyandang disabilitas di seluruh Indonesia tersebut dapat menampilkan berbagai tarian dan musik dari berbagai daerah di antaranya Jawa, Bali dan Sumatra, serta bergerak lincah memukau tamu undangan pada Kamis (20/10) malam.

“Saya tidak mengira ternyata bagus sekali. Mereka melakukannya dengan sangat baik. Belum tentu yang non-disabilitas bisa berkolaborasi sebagus itu,” ujar Mensos Risma dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat.

Penampil dalam acara tersebut merupakan disabilitas rungu, wicara, intelektual, netra, daksa, Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). Kendati demikian, kondisi mereka tak menjadi penghalang bagi mereka menyelaraskan wiraga, wirama, wirasa dan wirupa.

Baca Juga:53 Negara Asia-Pasifik Setujui Deklarasi Jakarta untuk Disabilitas

Di antara gebyar lampu sorot dan iringan musik gamelan dan perkusi, masing-masing grup penari silih berganti mengisi panggung dengan koreografi yang apik mengikuti gemuruh irama musik yang juga dimainkan oleh penyandang disabilitas.

Senyum para penampil kian merekah saat para undangan bertepuk tangan mengapresiasi penampilan mereka dan turut ke panggung menari bersama.

Tarian yang disajikan dalam acara gala dinner bersama para delegasi itu menambah optimisme baru bagi para disabilitas untuk saling belajar dan berkolaborasi di tengah keterbatasan.

“Sebagian dari mereka ada yang tuna rungu dan down syndrome tetapi mereka cepat mengerti ketukan. Sempat ada perubahan posisi tetapi ketika diajari sebentar mereka sudah bisa mengerti blocking,” ujar Mensos Risma.

Beragam tarian yang ditampilkan penyandang disabilitas di antaranya Tari Puspawresti, Tari Wirata, Perkusi, Tari Badaya Wayang, Tari Ratoeh Jaroe, Tari Dindin Badindin, Tari Payung, Tari Gandrung Kipas dan Reog.

Baca Juga:Bus Pijakan Rendah dan Insentif untuk Tarif Penyandang Disabilitas Masuk Bahasan STF 2022

Nadia (16), penyandang disabilitas tuli dari Kampung Inklusi Banyuwangi, Jawa Timur, merupakan salah satu penari yang menampilkan Tari Gandrung Kipas mengungkapkan kegembiraannya bisa berpartisipasi dalam acara besar ini.

"Saya senang bisa tampil dan bertemu banyak teman-teman dari banyak daerah. Ada yang dari Surabaya, Bandung dan Jawa Tengah," ungkapnya menggunakan bahasa isyarat.

Selain tarian, acara gala dinner juga dimeriahkan oleh suara merdu penyanyi disabilitas dan kemampuan terampil atlet panahan.

Pertunjukan beragam seni tersebut selain memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada para delegasi juga menunjukkan bahwa inklusi para penyandang disabilitas dapat dituangkan dalam berbagai corak budaya Indonesia.

Menteri Sosial dalam sambutannya juga mengajak masyarakat dunia untuk mempromosikan, melindungi serta memastikan pemenuhan semua hak asasi manusia dan kebebasan penyandang disabilitas.

“Kita harus memperluas akses pendidikan dan perawatan kesehatan berkualitas bagi penyandang disabilitas, berinvestasi dalam desain infrastruktur universal, memperdalam inklusi keuangan, kesempatan kerja yang setara, dan partisipasi yang berarti,” kata Mensos.

Mensos juga menambahkan perlunya pemerintah di dunia memiliki program perlindungan sosial yang efektif untuk melindungi mereka yang paling rentan serta memastikan esensi mendasar dari perluasan akses ke layanan kebutuhan dasar yang tersedia bagi penyandang disabilitas.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial memberikan peran peluang kepada penyandang disabilitas dengdanan memaksimalkan potensi mereka. Para penyandang disabilitas diberikan pelatihan kewirausahaan untuk menjemput peluang kemandirian.

Di antara pelatihan tersebut, para penyandang disabilitas juga diberikan keterampilan merakit tongkat adaptif dan kursi roda untuk cerebral palsy seperti yang dilakukan di Sentra Terpadu Inten Suweno Cibinong. Selain melatih keterampilan mereka, para penyandang disabilitas juga memberikan manfaat dan menguatkan disabilitas yang lain.

Tinjauan akhir implementasi dasawarsa penyandang disabilitas di Asia-Pasifik2022 yang diselenggarakan di Indonesia diharapkan semakin memperkuat komitmen negara-negara di dunia utamanya di kawasan Asia-Pasifik untuk melindungi dan memenuhi hak-hak disabilitas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini