Faktor Kenapa Demensia Bisa Serang Anak Muda, Begini Resiko dan Pencegahannya

Zaman sekarang ini demensia atau penyakit pikun tidak hanya menyerang orang-orang tua di atas 60 tahun. Namun anak-anak muda juga rentan mengalami masalah otak ini.

Muhammad Taufiq
Minggu, 25 September 2022 | 12:00 WIB
Faktor Kenapa Demensia Bisa Serang Anak Muda, Begini Resiko dan Pencegahannya
Ilustrasi Alzheimer. (Shutterstock)

SuaraMalang.id - Zaman sekarang ini demensia atau penyakit pikun tidak hanya menyerang orang-orang tua di atas 60 tahun. Namun anak-anak muda juga rentan mengalami masalah otak ini.

Sampai sekarang para penderita demensia sesuai dengan data kesehatan memang masih didominasi orang-orang tua. Namun angka kasus anak muda, usia 30 tahun ke atas yang terdiagnosis demensia alzheimer juga cukup banyak.

Fenomena ini biasa disebut dengan Young Onset Demensia (YOD) atau Early Onset Demensia (EOD). Seperti dijelaskan Direktur Eksekutif Alzheimer's Indonesia (ALZI) Michael Dirk R. Maitimoe, terdapat beberapa faktor risiko dari fenomena ini.

"Ada yang baru berusia 30 tahunan sudah ada diagnosa demensia. Terdapat beberapa faktor, seperti faktor kesibukan, sehingga kita lupa untuk menstimulasi otak, dan otak menjadi tidak aktif dalam melakukan kegiatan keseharian," kata Michael dalam diskusi daring, Sabtu (24/09/2022).

Baca Juga:Mimpi Buruk di Usia 50-an Bisa Jadi Tanda Demensia, Begini Cirinya

Selain dari keseharian yang sibuk dan lupa waktu, faktor lain yang memicu demensia di usia muda. Mulai dari faktor medis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, hingga kolesterol. Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat juga memegang peranan penting sebagai faktor risiko demensia.

"Beberapa gaya hidup yang dapat memicu lahirnya demensia alzheimer lebih dini antara lain kurang olahraga, kebiasaan minum alkohol, merokok, serta mengonsumsi makanan tidak sehat yang tinggi lemak jenuh dan gula, atau kurang bergizi bagi otak," jelas Michael.

Tak hanya itu, biasanya penderita YOAD mulai mengeluh pada usia 40-50 tahun, dan memiliki risiko faktor genetik yang kuat yang harus dibuktikan dengan pemeriksaan genetik (Familial Alzheimer's Disease/FAD).

Masalah demensia alzheimer pada orang muda umumnya terkait dengan faktor genetik, karena orang tua yang mengidap demensia juga bisa menurunkan penyakit tersebut pada anaknya. Namun persentase kasus demensia alzheimer pada orang muda sangat kecil, hanya di bawah satu persen orang yang mengidap alzheimer.

Berdasarkan laporan dari ALZI, penyandang termuda berusia 23 tahun berasal dari Inggris dengan diagnosa Demensia Parkinson yang juga berkaitan dengan genetik dari ibu.

Baca Juga:Bukan Semata Karena Keturunan, Demensia Alzheimer Bisa Disebabkan Beberapa Faktor Ini

Lebih lanjut, Michael membagikan sejumlah cara pencegahan demensia dalam usia muda. Hal paling sederhana adalah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti makan dan tidur cukup serta teratur, menghindari alkohol dan rokok, hingga mengelola stres.

"Yang bisa dilakukan adalah dengan bergaya hidup sehat. Investasikan otak kita dengan hal-hal bermakna dan menyenangkan. Stres pasti ada, tapi bagaimana kita mampu mengelola stres tersebut bisa mempengaruhi suasana hati dan pikiran kita," ujar Michael.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini