Hati-hati, Bayi Prematur Berpotensi Sumbang Kasus Stunting Terbesar

Kasus stunting masih menjadi perhatian dunia kesehatan, termasuk di Indonesia.

Muhammad Taufiq
Selasa, 26 Juli 2022 | 08:25 WIB
Hati-hati, Bayi Prematur Berpotensi Sumbang Kasus Stunting Terbesar
Ilustrasi bayi (unsplash.com/Kelly Sikkema)

"Stunting itu bukan dilihat pakai mata, tapi harus dideteksi secara aktif. Jadi, apa boleh buat," ujarnya.

Rina mengatakan stunting memiliki dampak yang berbahaya, salah satunya terkait dengan perkembangan kecerdasan intelektual (IQ). Mengingat hal tersebut, ia juga menekankan pentingnya orang tua bersama tenaga kesehatan melakukan pengukuran antropometri pada lingkar kepala.

Ia menambahkan bahwa periode hingga anak berusia dua tahun itu merupakan periode emas untuk pertumbuhan otak. Sebesar 83 persen dari total volume otak dewasa tumbuh di usia dua tahun, jelasnya.

Selain lingkar kepala, pengukuran juga diperlukan pada berat badan dan panjang badan sehingga tumbuh-kembang anak bisa optimal. Pengukuran tersebut harus mengikuti pedoman buku KIA.

Baca Juga:Pencegahan Stunting Paling Krusial di 1000 Hari Pertama Kehidupan

"Kalau masih malas juga, sebenarnya ada yang namanya aplikasi Pradini. Untuk bayi cukup bulan ada Primaku. Itu sudah dimasukkan oleh Menteri Kesehatan, ibu-ibu bisa ikut aplikasi itu, masukkan (hasil pengukuran) kalau males bawa-bawa buku," katanya. ANTARA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak