Benarkah Orang Indonesia Tidak Menghendaki Banyak Partai Politik? Begini Kata Peneliti

Masyarakat Indonesia tidak menginginkan banyak parpol pada Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.

Muhammad Taufiq
Rabu, 13 Juli 2022 | 09:35 WIB
Benarkah Orang Indonesia Tidak Menghendaki Banyak Partai Politik? Begini Kata Peneliti
Ilustrasi pemilu (123rf)

SuaraMalang.id - Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak sekali partai politik (Parpol). Namun sebenarnya, menurut pengamat politik, orang Indonesia sejatianya tidak menghendaki banyak partai.

Hal ini disampaikan Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro. Ia mengatakan masyarakat Indonesia tidak menginginkan banyak parpol pada Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.

Masyarakat justru mengharapkan partai politik yang benar-benar memperjuangkan kepentingan dan aspirasi rakyat, kata Siti di Jakarta, Selasa malam (12/7).

"Orang Indonesia tidak menghendaki partai banyak; yang dimaui partai berkualitas, bisa mengakomodasi harapan masyarakat," kata Siti, dikutip dari Antara.

Baca Juga:Peneliti BRIN Sebut Masyarat Indonesia tak Butuh Banyak Partai

Fenomena partai baru yang bermunculan setiap menjelang pemilu, lanjutnya, tidak serta-merta membuat masyarakat tertarik untuk memilih.

"(Itu) Dibuktikan dengan masyarakat tidak langsung pindah, Golkar sudah mempunyai pemilih tradisional, PDI Perjuangan mempunyai ceruk dukungan. Pangsa pasar ini yang tidak dipunyai partai baru," jelasnya.

Dia mencontohkan, "kandang banteng" PDI Perjuangan ada di Jawa Tengah dan Bali, sementara basis massa Partai Golkar berada di wilayah Indonesia bagian timur dan Sumatera. Menurut peneliti senior itu, idealnya, partai baru tidak sekonyong-konyong mengikuti pemilu setelah membuat deklarasi.

Parpol, sebagai wadah seleksi kepemimpinan nasional dan daerah, harus cukup melakukan kampanye politik, seperti sosialisasi politik tentang partai, mengenalkan visi dan misi partai, serta program-program partai yang difokuskan.

Hal itu seharusnya dilakukan secara terus-menerus sebelum pemilu sebagai salah satu wujud keterlibatan masyarakat dalam proses politik.

Baca Juga:Peneliti BRIN Sebut Masyarakat Indonesia tak Menghendaki Banyak Partai di Pemilu 2024

"Dilakukan jangka panjang, puncaknya di pemilu, pilkada; makanya dilakukan kampanye politik pemilu," tambahnya.

Dia mengatakan parpol baru tidak bisa menunjukkan pemilih yang pasti karena masih mengandalkan pemilih mengambang atau swing voters.

Oleh karena itu, partai baru perlu menunjukkan upaya pendekatan yang tidak dilakukan menjelang pemilu saja, karena pemilih mengambang masih dapat didekati melalui pertemuan secara langsung.

"Partai yang paling menjadi dambaan rakyat adalah yang mampu menganalogikan dirinya dengan kebutuhan rakyat," ujar Siti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini