DLH Probolinggo Minta Warga Tak Buang Plastik Bungkus Daging Kurban Sembarangan

Sebagai langkah antisipasi pencemaran plastik kotor ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo Jawa Timur meminta masyarakat tidak membuang bungkus plastik daging

Muhammad Taufiq
Minggu, 10 Juli 2022 | 14:01 WIB
DLH Probolinggo Minta Warga Tak Buang Plastik Bungkus Daging Kurban Sembarangan
Ilustrasi Daging Kurban - Siapa Layak Menerima Daging Kurban (Pixabay)

SuaraMalang.id - Salah satu kebiasaan yang dilakukan masyarakat Indonesia saban Idul Adha yakni menggunakan plastik atau kresek sebagai bungkus daging kurban.

Sebagai langkah antisipasi pencemaran plastik kotor ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo Jawa Timur meminta masyarakat tidak membuang bungkus plastik daging sembarangan.

Hal itu untuk meminimalisir terjadinya tumpukan sampah yang berpotensi meningkat di momen lebaran ini. Seperti dijelaskan Kepala DLH Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi.

Ia mengatakan, penggunaan plastik sebagai wadah daging di Hari Raya Idul Adha, masih sering terjadi. Tanpa disadari, itu dapat berpotensi meningkatkan timbunan wadah plastik.

Berdasarkan data, pemotongan ternak Kurban tahun 2021 di Kabupaten Probolinggo mencapai 5.927 ekor. Terdiri dari sapi sebanyak 835 ekor dan domba/kambing sebanyak 5.092 ekor.

Rata-rata setiap ekor sapi membutuhkan 150 kantong plastik untuk muatan daging. Sedang kambing atau domba membutuhkan 15 kantong plastik.

Baca Juga:Umat Muslim Bali Bagikan 10 Ribu Paket Daging Kurban ke Warga, Termasuk Non Muslim

Dengan jumlah 835 ekor sapi yang dipotong tahun kemarin itu, secara otomatis telah menyisakan 125.250 plastik. Begitu pula dengan 5.092 ekor kambing dan domba, yang turut menyisakan 76.380 plastik.

"Jadi totalnya ada sekitar 202.130 lembar kantong plastik yang digunakan dan terbuang pada momen lebaran saja," katanya dikutip dari timesindonesia.co.id jejaring media suara.com, Sabtu (9/7/2022).

Sebagai alternatif, kata dia, wadah daging kurban dapat menggunakan dedaunan atau alat daput lainnya yang tak sekali pakai. Wadah dari tumbuhan, seperti daun pisang dan daun jati, lebih mudah terurai.

Ia berharap masyarakat memahami dan turut menerapkan itu dalam pola hidup kesehariannya. Sebab hal itu bertujuan untuk pengurangan sampah plastik.

"Dengan adanya program Kurban asik tanpa sampah plastik ini diharapkan dapat mengurangi timbunan sampah yang masuk TPA ataupun yang dibuang ke lingkungan,” ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini