Kiev Diguncang Ledakan, Saksi Mata Lihat Kepulan Asap di Ibu Kota Ukraina

Peristiwa itu terjadi sehari pasca Ukraina mengatakan tentaranya berhasil merebut zona-zona pertempuran di kota Sievierodonetsk dalam serangan balasan terhadap pasukan Rusia.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Minggu, 05 Juni 2022 | 13:42 WIB
Kiev Diguncang Ledakan, Saksi Mata Lihat Kepulan Asap di Ibu Kota Ukraina
Ilustrasi - Kota Kiev, ibu kota Ukraina, digempur pasukan Rusia. [ANTARA/HO via REUTERS/as]

SuaraMalang.id - Ibu Kota Ukraina, Kiev digundang sejumlah ledakan. Belum diketahui pasti  pemicu ledakan tersebut.

"Kiev diguncang beberapa ledakan pada Minggu pagi," kata Wali Kota Vitali Klitschko seperti diberitakan Antara, Minggu (5/6/2022).

"Sejumlah ledakan (terjadi) di distrik Darnytskyi dan Dniprovskyi di ibu kota," kata Klitschko di aplikasi pengiriman pesan Telegram.

Seorang saksi mata mengatakan dia melihat asap di kota itu setelah ledakan.

Baca Juga:Kisah Sergey Karjakin, Pencatur Dunia Rusia Diskors Gara-gara Dukung Negaranya Invasi Ukraina

"Petugas sedang bekerja di lokasi. Informasi lebih terperinci - nanti."

Peristiwa itu terjadi sehari setelah Ukraina mengatakan tentaranya berhasil merebut zona-zona pertempuran di kota Sievierodonetsk dalam serangan balasan terhadap pasukan Rusia.

Klaim Ukraina itu tidak bisa diverifikasi secara independen. Moskow mengatakan pasukannya di sana meraih kemenangan.

Wali Kota Sievierodonetsk Oleksandr Stryuk mengatakan pertempuran di jalan terus berlangsung sepanjang Sabtu, ketika dua pihak saling melancarkan serangan artileri.

"Situasinya tegang, rumit," kata Stryuk kepada stasiun TV nasional, seraya menyebut adanya kelangkaan makanan, bahan bakar dan obat-obatan.

Baca Juga:AS Kembali Tambah Daftar Sanksi Rusia, Total 322 Perusahaan Terdampak

"Militer kami sedang melakukan apa pun yang mereka bisa untuk menghalau musuh keluar dari kota."

Rusia telah memusatkan pasukannya di Sievierodonetsk dalam beberapa pekan terakhir. Pertempuran di sana menjadi salah satu yang terbesar selama perang tersebut.

Moskow tampaknya mempertaruhkan aksi militernya di Ukraina dengan berusaha merebut salah satu dari dua provinsi di wilayah barat.

Kedua pihak mengeklaim telah menimbulkan banyak korban di pihak musuh dalam pertempuran.

Pakar-pakar militer mengatakan pertempuran itu dapat menentukan pihak mana yang memperoleh momentum untuk perang berkepanjangan dalam beberapa bulan mendatang.

Di bidang diplomatik, Kiev mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan bahwa tidak "mempermalukan" Moskow adalah hal yang penting.

"Kita jangan mempermalukan Rusia sehingga suatu hari ketika pertempuran berakhir kita dapat menciptakan jalan keluar melalui cara-cara diplomatik," kata Macron dalam wawancara yang disiarkan pada Sabtu.

Dia menambahkan bahwa dirinya "yakin peran Prancis adalah menjadi kekuatan penengah."

Menanggapi pernyataan Macron, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menulis di Twitter: "Seruan untuk tidak mempermalukan Rusia hanya mempermalukan Prancis dan setiap negara lain yang menyerukannya."

"Karena Rusia sendirilah yang mempermalukan dirinya sendiri. Kita semua sebaiknya fokus pada bagaimana menaruh Rusia di tempatnya. Itulah yang akan membawa perdamaian dan menyelamatkan nyawa."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menulis: "Konsekuensi mengerikan dari perang ini bisa dihentikan kapan saja… jika seseorang di Moskow memberi perintah," kata dia, merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Dan fakta bahwa belum ada perintah semacam itu jelas merupakan penghinaan bagi seluruh dunia."

Putin akan membahas perang tersebut dalam wawancara yang akan disiarkan secara nasional pada Minggu.

Dalam cuplikan wawancara itu pada Sabtu dia mengatakan pasukan anti pesawat Rusia telah menembak jatuh puluhan jet tempur Ukraian dan "meremukkan mereka seperti kacang". (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini