Candi tersebut dibangun pada abad ke-14 pada massa kerajaan tersebut dipimpin Hayam Wuruk.
Hayam Wuruk membangun Candi Sumberawan digunakannya untuk tempat peristirahatan sekaligus tempat berdoa kepada par dewa.
"Di sini Candi Sumberawan itu dibangun untuk tempat singgah Hayam Wuruk. Dan juga untuk beribadah ke para dewa," kata dia.
Sebelum menjadi candi di massa Kerajaan Majapahit, kompleks candi Sumberawan digunakan sebagai tempat berkumpulnya putri dan permaisuri raja.
Baca Juga:Gelap Mata Butuh Uang, Pria Malang Peras Warga Surabaya Pakai HP Curian, Mengaku Khilaf
Dua sumber mata air itu pun sudah ada sebelum candi itu dibangun. Biasanya selain digunakan mandi para putri dan permaisuri, raja serta perjabat di era Kerajaan Singosari juga mandi di sumber mata air itu.
"Jadi ini dulu tempat widodari sebelumnya. Artinya buat mandi atau berkumpulnya para bidadari ya putri-putri atau permaisuri kerajaan," tuturnya.
Setelah massa-massa itu, candi tersebut pun tidak diketahui bahwa bangunan tersebut adalah peninggalan kerajaan Majapahit, hingga tahun 1937.
Kata Dika, pada era penjajahan Belanda itu dilakukan pemugaran di sekitar candi. Waktu itu bangunan candi sudah diselimuti tanaman liar dan berdebu.
"Hingga oleh pemerintahan Belanda itu dipugar dibersihkan dan belum terbentuk seperti sekarang. Ada beberapa yang tercecer serpihan batu candinya," ujarnya.
Baca Juga:Ambrol Beberapa Bulan, Jembatan Alternatif Kabupaten Malang-Kota Batu Belum Bisa Dilewati Pemudik
Candi yang terlihat saat ini pun bukanlah bentuk asli seperti abad ke-14 tahun lalu. Pemugaran dilakukan di beberapa bagian candi seperti kaki candi.