"Kalau kita hitung secara reng-rengan ya mas. Ngontrak di rusunawa itu habis Rp 300 ribu sebulan se-air dan listriknya. Kalau dikali 12 bulan ya Rp 3,6 juta. Sementara kalau dikasih sewa setahun itu bisa Rp 2,4 juta. Lebih murah," kata dia.
Kholil menambahkan, dia pun sudah memaparkan keinginan warganya itu untuk disewakan rumah di perkampungan alih-alih ke Rusunawa ke Pemkot Malang.
Dia menginginkan, Pemkot bisa membantu uang sewa rumah satu atau dua tahun untuk warga terdampak.
"Saya sudah ngomong tadi ke Pak Wali Kota (Sutiaji) katanya mau dianggarakan dari Baznas. Tapi itu masih tandatanya apakah sebulan atau setahun ya belum tahu," kata dia.
Baca Juga:Anak Kos Merapat! Ini Daftar Masjid di Malang yang Sediakan Takjil Gratis
Selain lebih murah, Kholil menjelaskan, warganya itu kebanyakan sudah tua. Jika dipindahkan ke Rusunawa yang bertingkat, warganya malah kesusahan.
"Iya mas ini saja ada warga saya yang udah sepuh kalau sampai ke Rusunawa dan naik tangga ya pedot nafasnya. Saya sudah ngukur itu mas pasti akan ada adaptasi dan lain-lain," ujarnya.
Hal itu diamani salah satu warga terdampak, Tumiari (50). Tumiari memilih disewakan rumah sementara alih-alih dipindahkan ke Rusunawa.
"Iya mas kaki saya juga capek kalau naik ke atas. Lebih nyaman ngontrak di perkampungan saja," ujarnya.
Kekinian dia bermukim di tempat tetangganya yang pulang kampung ke Kecamatan Dampit Kabupaten Malang.
Baca Juga:Kemarin, Enam Rumah Warga Kota Malang Ambrol hingga Arema FC Gaet Evan Dimas
"Sementara di sini sewa tapi bayarnya alakadarnya karena ya tetangga ya sama-sama tahu kalau kejadian bencana begini," tutupnya.