SuaraMalang.id - Produsen kerupuk di Desa Penarukan Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang terpaksa merumahkan pegawainya akibat harga minyak goreng kemahalan.
Produsen kerupuk bernama 'Sahabat' itu sudah tidak menggoreng lagi. Dari pantauan SuaraMalang.ID, para pegawai hanya sibuk menjemur kerupuk.
"Ya per hari ini sudah berhenti mas ini cuma menjemur saja," kata pemilik produsen kerupuk rumahan, Surono (51), Kamis (17/3/2022).
Surono menjelaskan, penggorengan kerupuk itu berhenti karena minyak goreng mahal. Dia telah memantau di pasar langganannya, per liter sudah seharga Rp 24 ribu per satu liter minyak goreng.
Baca Juga:Melepas Harga Eceran Minyak Goreng ke Pasar Adalah Kesalahan Fatal
"Iya karena mahal nekek gulu (mencekik). Saat ini wes Rp 24 ribu per liter yo gak mau beli saya mas," keluhnya.
Sebelumnya, kurang lebih dua minggu terakhir saat minyak goreng langka dan harganya naik, pria asal Yogyakarta ini mengaku sudah merugi Rp 30 juta.
"Itu kalau diakumulasi sudah tekor Rp 30 juta mas. Tapi tetap saya lanjutkan produksi karena kasian karyawan saya ada 10 itu. Jadi tetap lanjut. Kalau saat ini, yaudah gak bisa mas terpaksa saya harus berhentikan sementara karyawan saya," ujarnya.
Dia pun mengaku, per harinya membutuhkan 15 jeriken minyak goreng atau sejumlah 240 liter.
"Kebutuhan itu untuk sehari. Sehari biasanya saya memproduksi 8 kuintal tepung kanji untuk kerupuk," ujarnya.
Kejadian seperti ini, kata Surono, baru pertama kali dialaminya.
"Iya baru pertama kali ini. Saya harap cepat stabil harga minyak supaya karyawan saya bisa kerja lagi," tutupnya.
Kontributor : Bob Bimantara Leander