SuaraMalang.id - Banjir menerjang sejumlah wilayah di Jember Jawa Timur ( Jatim ), salah satunya wilayah Dusun Banjarejo Tengah Desa Sumberagung Kecamatan Sumberbaru.
Ada peristiwa miris dalam musibah tersebut. Seorang warga setempat bernama Mbah Tunijem meninggal dunia. Jenazahnya harus dimakamkan dengan cara menerjang banjir untuk menuju ke pemakaman umum desa setempat.
Perempuan berumur 70 tahun itu tutup usia, saat kondisi rumahnya terendam banjir juga. Saat pemakaman dilakukan, akses jalan terendam banjir yang belum juga surut dengan ketinggian mencapai lutut orang dewasa.
Karena kondisi itu, warga setempat tetap melakukan prosesi pemakaman. Untuk menuju lokasi pemakaman, warga menerjang banjir dengan tetap memikul jenazah Mbah Tunijem melewati derasnya aliran air.
Baca Juga:Banjir Merendam Tiga Kecamatan di Jember, BPBD Catat 3.102 Jiwa Terdampak
Menurut salah seorang warga setempat Gito Sembara, jenazah Mbah Tunijem rencananya akan dibawa ke pemakaman dengan menggunakan rakit.
"Warga pun sudah merakit bambu untuk membawa jenazah mbah ini. Dari rumahnya ke pemakaman. Tapi karena khawatir basah, jenazahnya tetap dipikul warga," katanya seperti dikutip dari suarajatimpost.com jejaring media suara.com, Selasa (15/3/2022).
Kondisi banjir yang belum surut, kata Gito, memaksa warga menerjang banjir dengan memikul jenazah Mbah Tunijem.
"Sempat juga akan dibawa (diantar ke pemakaman), dengan menggunakan perahu karet dari BPBD Jember. Tapi karena lokasi perahu karet jauh dengan tempat tinggal Mbah Tunijem, rencananya juga urung," ucapnya.
Sementara itu, menurut Bhabinkamtibmas Desa Sumberagung, Polsek Sumberbaru, Briptu Rendi Eka Pratama.
Baca Juga:Pemilik Toko Mainan di Jember Ini Tipu 4 Pengusaha Mainan Surabaya, Kerugian Ratusan Juta
Untuk proses pemakaman Mbah Tunijem, warga harus berjalan sejauh kurang lebih 2 km menuju lokasi pemakaman dari rumah duka.
"Dibawanya ya dipikul, sejauh kurang lebih 2 km menuju pemakaman. Sampai di lokasi pemakaman, sebagian itu terendam banjir. Jadi tadi dipilihkan lokasi agak ke atas (bukit), agar proses pemakaman berlangsung baik dan tidak terdampak banjir," ujar pria yang juga akrab dipanggil Rendi itu.
Untuk proses mengantar jenazah, lanjutnya, dirinya membenarkan dengan cara dipikul dan menerjang banjir.
"Iya dengan dipikul dan jalan kaki. Karena dengan mobil tidak bisa, dan pakai rakit juga gak bisa. Alhamdulillah tapi pemakaman berlangsung lancar meski dengan kondisi seperti ini," katanya menegaskan.