Pelatih Sheriff Tiraspol Pulang Kampung untuk Berperang Melawan Rusia

Vernydub adalah salah satu dari sejumlah tokoh olahraga terkenal Ukraina, termasuk juara tinju kelas berat dunia Oleksandr Usyk, yang pulang ke tanah airnya untuk berperang.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Sabtu, 05 Maret 2022 | 11:59 WIB
Pelatih Sheriff Tiraspol Pulang Kampung untuk Berperang Melawan Rusia
Pelatih Sheriff Tiraspol asal Ukraina Yuriy Vernydub menggelar konferensi pers di Stadion Olimpade, Kiev, Ukraina, pada 6 Desember 2021, menjelang pertandingan Liga Champions melawan Shakhtar Donetsk. [AFP/GENYA SAVILOV]

SuaraMalang.id - Pelatih Sheriff Tiraspol Yuriy Vernydub menyatakan pulang kampung ke Ukraina untuk berperang melawan invasi Rusia. Walaupun Sheriff bermain di liga Moldova, tim ini berasal dari Transnistria negara separatis pro-Rusia yang dibentuk setelah perang saudara menyusul runtuhnya Uni Soviet.

Vernydub adalah salah satu dari sejumlah tokoh olahraga terkenal Ukraina, termasuk juara tinju kelas berat dunia Oleksandr Usyk, yang pulang ke tanah airnya untuk berperang.

"Putra saya menelepon saya pukul 4:30 pagi dan dia bilang Rusia menyerang kami. Saya tahu saat itu itu saya berusaha kembali ke Ukraina untuk berperang," kata dia dikutip AFP seperti diberitakan Antara.

Vernydub mendapat panggilan saat berada di Portugal guna menjalani pertandingan playoff Liga Europa. Sheriff kalah adu penalti melawan Braga setelah kedua tim seri 2-2 dalam agregat.

Baca Juga:Jadi Sekutu Terdekat Rusia, China Tak Siarkan Liga Inggris Pekan Ini

Vernydub yang mengakhiri karir bermain di klub Rusia Zenit Saint Petersburg, menghabiskan waktu 11 jam saat pulang kampung ke Ukraina, Sabtu pekan lalu. Keluarganya berusaha mencegah dia pulang ke negerinya.

"Saya berterima kasih kepada istri saya karena mendukung saya," kata dia.

"Dia tahu karakter saya. Jika saya membuat keputusan, saya tak akan mengubahnya."

Vernydub mengaku menjalani latihan militer selama dua tahun ketika dia masih muda. Dia mengaku masih tahu cara menggunakan senjata api.

Pada saat diwawancarai BBC, dia berada 120 kilometer dari garis tempur.

Baca Juga:Harley-Davidson Putuskan Setop Kirim Motor ke Rusia

"Saya tidak dibolehkan mengungkapkan apa peran saya dalam ketentaraan," kata dia.

"Sekarang kami sedang diperintahkan. Setiap menit kami siap untuk pergi ke tempat yang mereka perintahkan. Saya belum menggunakan senjata tetapi saya siap, selalu. Kapan saja."

Hasratnya untuk mengubah kehidupannya 180 derajat, pasti sekali.

"Mereka (Rusia) bilang kami fasis, Nazi ... Saya justru tak bisa menemukan kata yang tepat untuk melukiskan apa yang sedang mereka lakukan," kata Vernydub.

“Mereka menyerang rumah warga biasa, tetapi mereka bilang cuma menyerang infrastruktur militer. Mereka bohong."

"Saya tidak ragu sedikit pun bahwa Ukraina akan memenangkan perang ini. Saya tidak terpikir di luar itu. Saya yakin akan hal itu. Saya melihat tragedi ini menyatukan kami sebagai sebuah bangsa."

Vernydub menyatakan "sangat menghormati" Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. "Orang-orang memanggil dia badut, padahal dia telah menunjukkan diri bahwa dia pemimpin sejati," kata dia.

Vernydub mengatakan pikiran sering melayang kembali ke malam di Madrid ketika Sheriff menang atas Real Madrid si juara Eropa 13 kali.

“Ketika kami mengalahkan Real Madrid, saya tidak bisa membayangkan ini,” kata dia.

Awal Februari, dia berubah khawatir. "Para pemain terus menanyai saya mengapa saya sedih sekali setiap waktu. Apakah sesuatu terjadi pada saya? Saya jawab, tidak ada yang salah, tetapi segera sesuatu bakal terjadi."

Cinta pertamanya pada sepak bola justru yang membuat adrenalin Vernydub terpacu.

"Teringat sepak bola memotivasi saya," kata dia. "Sepak bola adalah hidup saya. Saya harap perang ini tidak lama. Kami akan menang dan saya akan kembali ke pekerjaan yang saya cintai."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini