SuaraMalang.id - Pemkab Lumajang sedang mempersiapkan relokasi bagi rumah warga terdampak erupsi gunung Semeru. Lahan yang dipergunakan adalah lahan milik pemerintah daerah atau Perhutani.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyatakan pemerintah akan merelokasi rumah warga yang hancur terdampak bencara erupsi Gunung Semeru.
Pemerintah Kabupaten Lumajang, lanjut dia, mulai mempersiapkan langkah untuk melakukan relokasi.
Dijelaskannya, relokasi akan dilakukan bagi rumah warganya yang hancur dan tidak lagi bisa dihuni akibat erupsi Semeru.
Baca Juga:7 Korban Bencana Semeru Berhasil Diidentifikasi Tim DVI Mabes Polri, Ini Nama-namanya
"Masyarakat yang rumahnya hancur dan tidak bisa dihuni lagi akan dilakukan relokasi," katanya, mengutip dari Antara, Rabu (8/12/2021).
Pemkab Lumajang mulai memetakan dan mencari lokasi yang tepat sebagai tempat relokasi. Menurutnya, lanjut Thoriq, biaya untuk pembangunan rumah warga pada lokasi baru tersebut akan menggunakan pendanaan dari pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Kami sedang mencari titik-titik lahan yang dimiliki negara, baik itu Perhutani maupun lahan Pemda. Nanti dibangun (menggunakan) APBN," katanya.
Sementara terkait kerusakan lahan pertanian akibat letusan Gunung Semeru, Pemkab Lumajang juga masih melakukan pendataan.
"Ini akan kita data dulu, mana yang bisa (dipergunakan lagi), mana yang tidak. Belum ada keputusan terkait itu," katanya.
Baca Juga:Minta Dipeluk dan Diusap Kepala Malam Hari, Suami Rumini Tak Menyangka Jadi yang Terakhir
Berdasar data yang terhimpun, dari total 57 hektare lahan pertanian di Kecamatan Pronojiwo, sebanyak 20 hektare rusak. Lahan tersebut rusak cukup parah akibat terjangan awan panas.
Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021 dan mengeluarkan guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kurang lebih pukul 15.20 WIB.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Rabu (8/12) pukul 16.00 WIB, sebanyak 39 orang dilaporkan meninggal dunia, 82 luka ringan dan 36 orang luka berat. Sedangkan jumlah pengungsi tercatat 4.250 jiwa yang tersebar pada beberapa titik di Kabupaten Lumajang dan hanya ada satu titik, masing-masing di Kabupaten Malang dan Blitar.
Sumber: Antara