SuaraMalang.id - Proses terjadinya erupsi gunung berapi karena adanya tekanan gas yang sangat kuat, yang berasal dari dalam perut bumi yang secara terus menerus mendorong magma untuk keluar.
Peristiwa ini berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Aktifitas magma yang mempunyai suhu yang sangat tinggi hingga mencapai 1.200°C di dalam perut bumi berusaha keluar.
Dan melelehkan batuan di sekitarnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi.
Akibat adanya tekanan yang sangat kuat pada daerah ini, maka di situlah tersimpan tenaga yang sangat kuat sehingga lapisan batuan di sekitarnya perlahan lahan menjadi rapuh dan retak.
Baca Juga:Gunung Semeru Erupsi, BNPB: Jangan Sampai ada Masyarakat di Area Ini, Masih Berbahaya!
Dari celah retakan inilah nantinya magma akan menjalar keluar ke permukaan bumi.
Magma sendiri merupakan cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Sementara itu, cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava.
Suhu lava yang keluar bisa mencapai 700-1.200°C. Erupsi gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Gunung berapi terbentuk dari letusan-letusan seperti itu. Hasil letusan gunung berapi bisa berupa gas vulkanik, lava dan aliran pasir serta batu panas, lahar, tanah longsor, gempa bumi, abu letusan, awan panas.
Proses terjadinya erupsi gunung berapi ini bisa dirasakan hingga luar daerah. Bahkan saat gunung Krakatau meletus pada tahun 1883 gemuruhnya terdengar hingga Australia Tengah yang berjarak 3.300 kilometer dari titik ledakan.
Baca Juga:Warga Pekalongan Raya Kirim Telur Asin dan Bawang Merah Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru
Macam-Macam Erupsi:
1. Erupsi Eksplosif
Erupsi ini merupakan proses keluarnya magma gas atau abu disertai tekanan yang sangat kuat sehingga melontarkan material padat dan gas yang berasal dari magma maupun tubuh gunung api ke angkasa.
Erupsi eksplosif inilah yang terkenal sebagai letusan gunung berapi. Dampak yang ditimbulkannya sangatlah besar. Contoh letusan ini adalah erupsi gunung Krakatau dan erupsi gunung Merapi.
2. Erupsi Efusif
Erupsi ini merupakan peristiwa keluarnya magma dalam bentuk lelehan lava. Erupsi efusif terjadi karena tekanan gas magnetiknya tidak terlalu kuat.
Sehingga magma kental dan pijar dari lubang kepundan hanya tumpah mengalir ke lereng-lereng puncak gunung itu. Sehingga dampak yang ditimbulkannya tidak terlalu terasa.
Terdapat tanda-tanda sebelum proses terjadinya erupsi gunung berapi, antara lain yaitu:
- Suhu disekitar gunung meningkat
- Mata air menjadi kering
- Seringnya terjadi gempa vulkanik dengan pusatnya berada di daerah sekitar gunung berapi
- Sering mengeluarkan suara gemuruh
- Binatang disekitar gunung berimigrasi
Tingkat Isyarat bahaya Gunung berapi di Indonesia:
AWAS: Letusan utama akan segera terjadi hingga daerah yang terancam harus segera dikosongkan
SIAGA: Letusan dapat terjadi dalam 2 minggu hingga sarana darurat disiapkan
WASPADA: Aktivitas magma dan seismik hingga penyuluhan ke masyarakat
NORMAL: Tidak ada aktivitas magma hingga pengamatan
Demikian penjelasan mengenai proses terjadinya erupsi gunung berapi. Semoga bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuam kita.
Kontributor : Putri Ayu Nanda Sari