SuaraMalang.id - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginstruksikan penanganan dampak banjir bandang Kota Batu memprioritaskan percepatan pencarian dan penyelamatan para korban.
Gubernur Khofifah juga menekankan ketersediaan konsumsi, pendirian dapur umum sebagai pusat layanan warga terdampak banjir bandang. Instruksi selanjutnya, normalisasi berbagai fasilitas umum yang rusak terdampak banjir bandang.
Pemprov Jatim bersama pemerintah Kota Batu , TNI dan POLRI serta Kemen PUPR akan melakukan identifikasi terkait rehabilitasi dan rekonstruksi akibat dampak banjir bandang.
Sejumlah paket bantuan juga digelontor, berupa sembako, beras, lauk pauk, terpal, tandon lipat, kompor, selimut, family kit, kids ware, dan kantong jenazah.
Baca Juga:Banjir Bandang Kota Batu Terkini, Satu Korban Ditemukan Meninggal
Khofifah juga memberikan santunan uang duka bagi ahli waris keluarga korban bencana banjir bandang masing-masing sejumlah Rp 10 juta.
Begitu pula untuk percepatan pembersihan material sampah yang terbawa banjir bandang Gubernur Khofifah langsung perintahkan BPBD Jatim, Dinas Sumber Daya Air serta PU Cipta Karya saling kordinasi agar dapat dipenuhi kebutuhan eskavator dan dump truck.
“Semuanya harus gercep bersama-sama untuk memberikan rasa aman dan menjamin keselamatan warga,” kata Khofifah mengutip dari Beritajatim.com jaringan Suara.com, Jumat (5/11/2021).
Seperti diketahui, imbas menimgkatnya curah hujan di Kota Batu berdampak pada meluapnya air Sungai Brantas ke wilayah bantaran yang dilewatinya. Tercatat enam titik terdampak yang tersebar di dua kecamatan, Bumiaji dan Batu.
Kecamatan Bumiaji, rinciannya Dusun Sambong dan Dusun Beru di Desa Bulukerto, Desa Sumberbrantas, Dusun Gemulo di Desa Punten dan sekitaran Jalan Raya Dieng Desa Sidomulyo menjadi wilayah terdampak banjir bandang.
Baca Juga:Update Banjir Bandang Kota Batu, 21 Rumah Rusak
Sedangkan satu lainnya berada di Jalan Raya Selecta, Desa Tulungrejo Kecamatan Batu.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Perusahaan Umum Jasa Tirta I, hujan dihari kejadian adalah 80mm kumulatif yang berlangsung selama 2 jam. Sedangkan di bagian hulu, terjadi hujan lebih deras lagi dengan nilai 100mm dalam kurun waktu yang sama, mulai pukul 14.00 hingga 16.00 WIB.
“Karena prediksi masih ada hujan susulan, maka diharapkan agar seluruh hunian di bantaran sungai harus segera dievakuasi. Hal ini bertujuan untuk memberikan keamanan dan keselamatan bagi seluruh hunian di bantaran sungai. Evakuasi adalah yang tengah kita fokuskan pada masa Tanggap Darurat seperti saat ini,” ujar Khofifah yang datang didampingi Walikota Batu Dewanti Rumpoko
Di Dusun Sambong, Gubernur Khofifah juga menyaksikan langsung proses evakuasi batang-batang pohon serta lumpur yang terbawa aliran banjir menggunakan bantuan eskavator. Serta lumpur-lumpur yang masih ada disekitaran titik jembatan yang roboh.
Hingga hari ini , evakuasi dan pencarian korban terdampak masih terus dilakukan. Baik dari Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya, BBWS Brantas, Dinas Sosial, BPBD, dan Relawan seluruhnya bekerja sama untuk mengatasi musibah ini.
Sampai berita ini diturunkan, tercatat korban meninggal dunia sebanyak 2 orang dan belum ditemukan sebanyak 5 orang. Sedang untuk kerusakan akibat dampak banjir bandang sendiri adalah 17 unit rumah rusak, 4 kandang ternak rusak, 28 unit motor hanyut, 3 unit mobil hanyut dan 8 ekor hewan ternak hilang.
Terkait proses rehabilitasi dan rekonstruksi, Khofifah mengatakan akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Pemko Batu serta Kementerian PUPR RI karena wilayah terdampak aliran banjir masih bagian dari aliran anak sungai Brantas.
“Kita sudah membahas kaitannya rekonstruksi secara permanen maupun darurat. Untuk darurat kita akan menyiapkan bronjong dan sand bag sesuai kebutuhan,” jelasnya.
Sementara itu, mendukung arahan Gubernur Khofifah, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas Muhammad Rizal berharap upaya perbaikan baik dari daerah resapan air maupun hulu hilir Sungai Brantas hingga ke DAS nya harus segera ditindak lanjuti.
“Ditambah lagi saat ini sudah banyak daerah resapan air yang terbuka. Sehingga tanah menjadi erosi dan membawa material itu dalam banjir. Tentunya kita tidak ingin ini terjadi di Sungai Brantas nya. Karena akan jadi bencana yang lebih besar lagi,” imbuhnya.
Direktur Perusahaan Umum Jasa Tirta I Raymond Valiant menuturkan bahwa debit air berangsur mengalami penurunan. Namun demikian, masyarakat tetap diminta waspada karena hujan deras masih berpotensi terjadi. Menurutnyam, selama intensitas hujan di Kota Batu masih cukup tinggi maka kemungkinan terjadinya banjir masih bisa terjadi.