"Bisa juga karena faktor vaksinasi yang semakin meningkatkan kekebalan masyarakat terhadap Covid-19, sehingga yang membutuhkan oksigen juga semakin menurun," ungkapnya.
Wildan menyebutkan, mayoritas para peminat pengisian oksigen di Bakorwil Malang ini banyak berasal dari pasien isoman Covid-19 yang memang tak mendapatkan tempat isolasi di isoter maupun Rumah Sakit Rujukan.
"Dulu memang banyak dari masyarakat yang isoman, karena RS kan banyak yang penuh. Jadi mau tidak mau harus isoman. Terutama yang gejala sesak nafas, ya harus isi ulang disini. Tapi sekarang kam BOR Covid-19 juga sudah menurun. Mungkin karena itu juga," bebernya.
Sementara itu, Direktur RSSA Malang, dr Kohar Hari Santoso menyebutkan dari update terbaru pasien Covid-19 yang ada di RSSA Malang saat ini hanya tinggal 16 pasien di ICU dan Ruang Isolasi.
Baca Juga:Detik-detik Tabung Oksigen Jatuh di RS, Pasien Panik Lari Kocar-Kacir
Dengan itu, otomatis dipastikan permintaan oksigen di RSSA pun juga menurun drastis sesuai pasien yang saat ini tengah ditangani.
"Pasien di ICU ada 6 dan di Ruang Isolasi itu 10. Total semua ya tinggal 5 persen lah BOR-nya. Oksigen kita ya otomatis sangat cukup. Dibandingkan beberapa bulan lalu itu pasien sampai 200an sekarang tinggal 16 itu," katanya.
Namun dengan turunnya permintaan oksigen dan landainya kasus Covid-19, Kohar tetap mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga protokol kesehatan dan tak boleh lengah dengan masih adanya Covid-19 ini.
"Tetap gak boleh lengah, takut kemasukan varian baru (Covid-19). Maka prokes ya harus tetap dilakukan dengan baik tentunya," ucapnya.
Baca Juga:Viral Pasien Sakit Tiba-tiba Bisa Lari Kencang Gara-gara Panik Tabung Oksigen Jatuh